jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyebutkan tren pergerakan harga minyak dunia terus menurun.
Berdasarkan data oilprice.com diketahui per 30 Agustus 2022 harga minyak mentah WTI crude maupun Brent Crude terus turun dalam tiga bulan terakhir.
BACA JUGA: Ada Selebaran Sebut Harga BBM Bersubsidi Naik per 1 September, Pertamina: Tidak Benar
Harga minyak dunia sudah mendekati angka USD 90 per barel.
"Kalaupun terjadi pergerakan, maka pergerakannya secara umum tetap dalam rentang USD 100 per barel," kata Mulyanto, di Jakarta, Rabu (13/8).
BACA JUGA: Luhut Binsar Beberkan Strategi Pemerintah untuk Menekan Inflasi, Jika BBM Naik
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Harga minyak dunia yang sekarang masih di bawah besaran asumsi makro yang tercantum dalam APBN 2022 yaitu sebesar USD 100 per barel," ungkap Mulyanto.
BACA JUGA: Subsidi BBM Membebani APBN, Energy Watch Punya Usul Begini
Mulyanto menyebutkan seharusnya APBN 2022 masih dapat menutupi kebutuhan subsidi BBM hingga akhir 2022.
Menurutnya, Staf Khusus (Stafsus) Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo juga menyebutkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun ini cukup untuk membiayai subsidi BBM dan kompensasi energi hingga Desember 2022 selama pergerakan harga minyak mentah dunia berada dalam rentang yang tidak terlalu jauh dari USD 100 per barel.
Mulyanto mengatakan saat pembahasan revisi APBN 2022 dasarnya adalah perubahan harga ICP (Indonesia crude price) dari USD 63 per barel menjadi USD 100 per barel.
"Jadi, selama harga minyak mentah dunia berada dalam rentang USD 100 per barel maka tidak ada urgensi bagi Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut," terang Mulyanto.
Mulyanto mendesak pemerintah untuk lebih mengambil opsi kebijakan pembatasan dan pengawasan, agar distribusi BBM bersubsidi ini tepat sasaran, ketimbang menaikkan harga, yang penuh risiko.
Stafsus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo sebelumnya menyampaikan subsisi BBM pada APBN 2022 cukup sampai akhir 2022 asal terpenuhi syarat dan ketentuannya.
Yustinus menyebut APBN cukup bila harga minyak mentah dunia yang pergerakannya sangat bergejolak bisa bertahan di rentang yang tidak terlalu jauh dari USD 100 per barel.
Sebab, angka itu sudah menjadi harga patokan minyak mentah Indonesia atau ICP dalam APBN 2022. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul