jpnn.com - JAKARTA— Indonesia memang menjadi sasaran empuk untuk jaringan narkotika. Pasalnya, harga narkotika di Indonesia begitu mahal, untuk jenis sabu saja per kilonya mencapai Rp 800 juta. Harga itu tiga kali lipat dari harga narkotika di tiga negara tetangga, yakni Malaysia, Singapura dan Tiongkok.
Analis Kejahatan Narkotika Faturrohman menjelaskan, harga sabu di Tiongkok hanya Rp 100 juta per kg. Harga yang hampir sama untuk sabu di Malaysia dan Singapura, yakni Rp 500 juta per kg.
BACA JUGA: Tiga Orang Utan Hangus jadi Perhatian Dunia
”Pertanyaan yang muncul, mengapa sabu di Indonesia harganya jauh mahal,” ujarnya.
Harga yang begitu berbeda itu dikarenakan permintaan akan narkotika yang begitu tinggi. Namun, narkotika yang beredar di Indonesia jumlahnya sedikit atau jauh dari jumlah permintaan. ”Ini bisa diartikan, penindakan terhadap penyelundupan berhasil. Tapi, juga menunjukkan jumlah pengguna narkotika yang banyak,” paparnya.
BACA JUGA: Simak! 7 Gempa Terdahsyat yang Pernah Guncang Indonesia
Sementara di Malaysia dan Singapura, harganya terbilang lebih murah karena ada banyak pemasok yang bersaing menjual narkotika. Setidaknya, ada jaringan narkotika dari Filipina dan Tiongkok yang bersaing di negeri singa putih dan negeri jiran. ”Ini juga membuat perbedaan,” terangnya.
Perbedaan harga yang mencolok itu, juga membuat jaringan mafia terus berupaya untuk memasukkan narkotika ke Indonesia. Sebab, bila mereka bisa memasukkan narkotika asal Tiongkok, tentunya keuntungan yang didapat berlipat ganda.
BACA JUGA: Jangan Anggap Pak SBY Seperti Pesulap
”Tapi, ini harga yang penuh resiko ya. Kalau ada yang merasa tergiur, tentu mengetahui resikonya. Yakni, hukuman mati,” tegasnya. (idr/byu/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sumatera Diguncang Gempa, Begini Reaksi Yusril
Redaktur : Tim Redaksi