Harga Pakan Unggas Melambung, Sultan DPD Minta Pemerintah Jajaki Impor Gabah Kering

Senin, 27 Februari 2023 – 06:45 WIB
Wakil Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin meminta pemerintah menjajaki impor gabah kering giling menyikapi harga pakan unggas yang terus melambung. Foto: Dokumentasi Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin meminta pemerintah melalui kementerian terkait menjajaki impor gabah kering giling.

Hal ini disampaikan Sultan menyusul adanya keluhan para peternak ayam dan jenis unggas lainnya saat ini terkait melambungnya harga pakan ternak.

Sebagai informasi, harga pakan saat ini masih tinggi, yakni Rp 8.500-8.800 per kg. Padahal tahun lalu harga pakan Rp 7.500 per kg.

BACA JUGA: Dorong Peningkatan NTP, Sultan Minta Subsidi Pupuk dan Bibit Kembali Ditingkatkan

"Dalam situasi kelangkaan suplai pangan dan pakan seperti sekarang ini, saya kira penting bagi pemerintah untuk menjajaki impor gabah kering giling dari negara penghasil utama beras," kata Sultan melalui keterangan resminya, Senin (27/2).

Dia menyampaikan gabah kering bisa dihitung sebagai bahan mentah yang memiliki lebih dari dua produk turunan yang sangat dibutuhkan, yakni beras dan bekatul serta dedak.

BACA JUGA: Sultan DPD Minta Pemerintah Kembali Berikan Subsidi Pupuk Secara Lengkap ke Petani

Menurut Sultan, ide mengimpor gabah kering mungkin terasa asing, tapi harus coba dilakukan sebagai sebuah langkah ekonomis dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pakan dalam negeri.

Pasalnya, kebutuhan bahan baku pakan di negeri ini sangat tinggi.

Kontribusi pakan terhadap biaya produksi peternakan sendiri mencapai 60-70 persen, tergantung jenis ternak.

Mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu menyebutkan dedak dan bekatul memiliki peran penting bagi kebutuhan pakan ternak kecil di daerah.

Sementara proporsi dedak dalam formula pakan pabrikan rata-rata adalah sebesar 15 persen.

"Ini angka yang cukup besar dan sangat menentukan tingkat efisiensi biaya produksi dalam industri peternakan," ungkap Sultan.

Sultan menyebutkan berdasarkan data yang diperolehnya dari berbagai sumber, saat ini harga dedak padi sedang melonjak mendekati Rp 5 ribu per kg, meski sebelumnya sedikit tetapi masih di atas Rp 4 ribu per kg.

Lebih lanjut pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bengkulu menjelaskan importasi komoditi pangan, seperti gabah kering akan memungkinkan terjadi peningkatan intensitas industri pengolahan dan berpeluang memperluas lapangan kerja dalam negeri.

Menurutnya, pemerintah perlu meningkatkan perhatian pada industri padat karya untuk menekan angka pengangguran yang meningkat saat ini.

"Pilihannya adalah dengan memanfaatkan peluang tingginya kebutuhan impor saat ini. Jangan hanya beras saja yang diimpor, dalam jangka panjang kita harus mengubah pola impor pangan siap pakai, seperti mengimpor bahan baku pangan seperti gabah kering giling dari negara lain dengan tujuan hilirisasi," paparnya.

Diketahui, harga gabah per Kamis, 23 Februari 2023 di pasar internasional terpantau turun dibandingkan hari sebelumnya.

Transaksi harian harga gabah untuk kontrak dua bulan ke depan diperjualbelikan USD 17 hundredweight atau setara dengan Rp 5.173,5 per kg.

Sultan menyebutkan dibandingkan dengan harga beras impor, harga gabah impor ini cukup kompetitif dengan harga gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional Rp 5.700 per kg.

"Hal ini dinilai tidak akan mempengaruhi harga gabah kering petani. Di samping kita memiliki kontrol terhadap kualitas beras yang akan dihasilkan," pungkas Sultan. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler