ALUE PAPEUN--Dua jenis komoditi andalan masyarakat petani kebun di Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, berupa buah pinang dan kemiri dilaporkan kian terpuruk harganya dalam dua pekan terakhir.
Penurunan harga pinang dan kemiri hingga mencapai Rp 700/kg dikaitkan dengan tidak terlepas dari merosotnya nilai jual emas di pasaran ibukota Aceh Utara, Lhoksukon dan Kota Lhokseumawe, dalam bulan April ini.
Lebih jauh lagi, beredar kabar gebrakan nilai harga pinang turun menyusul ketidakpastian kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus menjadi polemik di Jakarta. Sehingga para toke (pembeli) enggan menetapkan harga memadai.
Pak Ali (42) warga Alue Dua, kepada Rakyat Aceh, Senin (22/4) mengakui harga pinang kategori kering terjual Rp 4.500/kg dari seharusnya Rp 5.200. Harga bertahan sampai ketitik terendah di triwulan pertama tahun 2013 ini, tidak terlepas turunnya harga emas.
“Hari ini harga pinang kering hanya laku dijual Rp 4.500 sekilo. Sedangkan pinang basah Rp 2.800 kilonya,”kata bapak empat anak ini dengan nada pilu.
Menurutnya lagi, setelah harga emas turun ditambah cerita panjang akan kenaikan harga BBM yang tak jelas kepastiannya - justru membuat petani kebun ikut merasakan dampak dari komoditi andalan mereka.
“Kalau harga emas turun, ya sudah lah. Tetapi pemerintah di Jakarta jangan ikut latah harus menetapkan harga BBM ikut naik. Sudah itu, tidak ada kepastian lagi. Bukankah masyarakat yang akhirnya menderita,” celetuk Nurdin kerabat pak Ali.
Sementara itu, harga kemiri petani menjual Rp 2.700 sekilo dari harga bulan Maret mencapai Rp 4.000/kg. “Ya, harga kemiri sudah sebulan ini turun cukup murah,” tambah Pak Ali. (*)
Penurunan harga pinang dan kemiri hingga mencapai Rp 700/kg dikaitkan dengan tidak terlepas dari merosotnya nilai jual emas di pasaran ibukota Aceh Utara, Lhoksukon dan Kota Lhokseumawe, dalam bulan April ini.
Lebih jauh lagi, beredar kabar gebrakan nilai harga pinang turun menyusul ketidakpastian kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus menjadi polemik di Jakarta. Sehingga para toke (pembeli) enggan menetapkan harga memadai.
Pak Ali (42) warga Alue Dua, kepada Rakyat Aceh, Senin (22/4) mengakui harga pinang kategori kering terjual Rp 4.500/kg dari seharusnya Rp 5.200. Harga bertahan sampai ketitik terendah di triwulan pertama tahun 2013 ini, tidak terlepas turunnya harga emas.
“Hari ini harga pinang kering hanya laku dijual Rp 4.500 sekilo. Sedangkan pinang basah Rp 2.800 kilonya,”kata bapak empat anak ini dengan nada pilu.
Menurutnya lagi, setelah harga emas turun ditambah cerita panjang akan kenaikan harga BBM yang tak jelas kepastiannya - justru membuat petani kebun ikut merasakan dampak dari komoditi andalan mereka.
“Kalau harga emas turun, ya sudah lah. Tetapi pemerintah di Jakarta jangan ikut latah harus menetapkan harga BBM ikut naik. Sudah itu, tidak ada kepastian lagi. Bukankah masyarakat yang akhirnya menderita,” celetuk Nurdin kerabat pak Ali.
Sementara itu, harga kemiri petani menjual Rp 2.700 sekilo dari harga bulan Maret mencapai Rp 4.000/kg. “Ya, harga kemiri sudah sebulan ini turun cukup murah,” tambah Pak Ali. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Perintahkan PPA Bantu Danareksa Beli Saham Newmont
Redaktur : Tim Redaksi