Harga Sawit Anjlok, Ini Saran Jokowi untuk Petani

Senin, 17 Desember 2018 – 02:52 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Muhammad Fathra/JPNN

jpnn.com, JAMBI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung soal anjloknya harga kelapa sawit di acara penyerahan 92 Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial kepada masyarakat di Provinsi Jambi, Minggu (16/12).

Dalam sambutannya pada acara yang berlangsung di Taman Hutan Pinus Kenali, Kota Jambi, Presiden menyerahkan kepada masyarakat untuk memilih komoditas yang akan ditanam pada lahan tersebut.

BACA JUGA: PDIP Sesumbar Jokowi Menang Mutlak di Dua Daerah Ini

"Silakan yang sudah mendapatkan mau ditanami apa silakan. Yang banyak ditanami apa? Kopi? Silakan. Tanami sawit-sawit," ucap Jokowi.

Khusus terkait sawit, Kepala Negara mengatakan bahwa produksi Indonesia saat ini sudah sangat besar, yakni sekira 42 juta ton per tahun dari 13 juta hektare lahan. Jika produksinya semakin bertambah, bukan tidak mungkin harganya juga akan jatuh. Apalagi harganya mengacu pasar internasional.

BACA JUGA: Presiden Pastikan Prajurit TNI Terima Kenaikan Tunjangan

"Dimain-mainin dengan harga di pasar internasional. Sawit ini kan semua kita ekspor. Sekarang untuk sawit saya beritahu, sekarang ada penolakan dari Uni Eropa. Di sana menanam juga yang mirip sawit, bukan sawit tapi. Minyaknya mirip-mirip, minyak bunga matahari di Prancis," ungkap Presiden.

Untuk itu dia mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam memilih komoditas yang akan ditanam. Tidak hanya berfokus pada sawit, tapi juga ada nilam yang biasa digunakan sebagai minyak untuk parfum dan kosmetik.

BACA JUGA: Jokowi Apresiasi Kerja Nyata Babinsa untuk Masyarakat

"Nanam komoditas yang mempunyai nilai lebih. Kopi sekarang baru bagus-bagusnya. Tapi juga nanti jangan semuanya kopi. Anjlok bareng-bareng lagi nanti. Ada yang kopi, nilam, atsiri. Tanaman kan macam-macam," tandasnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam laporannya menjelaskan bahwa mayoritas komoditas perhutanan sosial adalah madu, kopi, minyak kepahiang, kayu manis, minyak atsiri, gaharu, dan karet yang dikelola agro forestry.

"Kombinasi pohon berkayu minimal 50 persen. Harus ada kombinasi kayu 50 persen dengan hasil hutan nonkayu," kata Darmin.

Rangkuman keseluruhan SK yang diserahkan kepada masyarakat adalah sebanyak 15 SK Hutan Desa seluas 42.667 Ha untuk 553 KK, 38 SK Hutan Kemasyarakatan seluas 18.870 Ha untuk 3.922 KK.

Kemudian 33 SK Hutan Tanaman Rakyat seluas 28.998,61 Ha untuk 3.411 KK, 6 SK Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan seluas 1.461,93 Ha untuk 279 KK. Sehingga totoal keseluruhan 92 Unit SK seluas 91.997,54 Ha untuk 8.165 KK.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... La Nyalla Tobat, Jokowi Diprediksi Rebut Madura


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler