Harga Tiket Pesawat Mahal Membawa Berkah Bagi Bisnis Hotel

Sabtu, 15 Juni 2019 – 05:06 WIB
Kemacetan di Tol Jagorawi, Gadog, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Sabtu (30/12). Foto: Nelvi/Radar Bogor

jpnn.com, SURABAYA - Harga tiket pesawat justru mendongkrak tingkat okupansi hotel di masa mudik Lebaran 2019. Tempat-tempat wisata di Jawa Timur (Jatim) kebanjiran pengunjung dari berbagai daerah.

Karena melakukan perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan pribadi, para turis domestik itu otomatis menginap di hotel. Imbasnya, tingkat okupansi hotel di Jatim meningkat.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Mahal, Okupansi Hotel Meningkat

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Herry Siswanto menjelaskan, perjalanan darat yang memakan waktu lama membuat hotel-hotel kebanjiran tamu. Sebab, mereka yang bepergian dengan mobil pribadi tidak mungkin melakukan perjalanan nonstop 24 jam. ’’Pasti akan istirahat atau menginap di hotel,’’ katanya kemarin (13/6).

Karena sebagian besar masyarakat yang menempuh perjalanan panjang tersebut adalah wisatawan, hotel di sekitar tempat wisatalah yang okupansinya melonjak. Namun, hotel di pusat kota juga terkena dampak positif. Banyak keluarga modern yang memilih menghabiskan libur Lebaran dengan staycation alias menginap di hotel karena asisten rumah tangga (ART) mudik.

BACA JUGA: Kepala BPS: Okupansi Hotel Turun juga Karena Tiket Pesawat Mahal

Hotel-hotel Jatim pun lantas terlibat dalam perang promo dan paket Lebaran. ’’Mulai H-5 Lebaran, tingkat okupansinya mencapai 84 persen,’’ ungkap Herry.

BACA JUGA: Kepala BPS: Okupansi Hotel Turun juga Karena Tiket Pesawat Mahal

BACA JUGA: HIPMI Sodorkan Solusi Atasi Masalah Harga Tiket Pesawat Mahal

Selama semester pertama sampai bulan ini, tingkat okupansi hotel-hotel Jatim rata-rata mencapai 69 persen. PHRI optimistis, sampai akhir tahun nanti, tingkat okupansi hotel-hotel Jatim bisa lebih dari 76 persen.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Jatim Satriyo Wibowo menyebut tingkat penghunian kamar (TPK) atau okupansi sebagai salah satu indikator produktivitas usaha jasa akomodasi.

’’Sampai April, TPK hotel bintang 4 mencapai 57,65 persen. Itulah TPK tertinggi hotel berbintang,’’ tuturnya.

Dia menambahkan, mayoritas tamu menginap satu atau dua malam di hotel-hotel berbintang di Jatim. Satriyo menyebut bermunculannya banyak tempat wisata baru yang didukung infrastruktur memadai sebagai pemicu naiknya tingkat okupansi hotel di Jatim. (car/c14/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua KPU Arief Budiman Ogah Cerita soal Pemilu


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler