jpnn.com, BANYUASIN - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru bersama Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Febrita Lustia mencatatkan prestasi pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 2023 yang dipusatkan di Kabupaten Banyuasin, Kamis (6/7).
Keduanya masing-masing menerima penghargaan, berupa anugerah tanda kehormatan Satyalancana.
BACA JUGA: Tinjau Persiapan Harganas di Banyuasin, Gubernur Herman Deru Sampaikan Pesan Penting
Herman Deru menjadi satu-satunya gubernur yang mendapatkan Satyalancana Pembangunan dari Presiden RI.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Febriati Lustia Herman Deru mendapatkan penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya bersama sejumlah gubernur, bupati, dan wali kota lainnya se-Indonesia.
BACA JUGA: Matangkan Persiapan Harganas di Banyuasin, Sekda Sumsel dan Deputi BKKBN Gelar Rakor
Penghargaan tersebut diserahkan langsung Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang hadir secara langsung pada puncak peringatan Harganas ke-30 tahun 2023.
Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan diberikan kepada Gubernur Herman Deru sebagai penghargaan atas jasa-jasanya terhadap negara dan masyarakat.
Salah satunya atas keberhasilannya menurunkan angka stunting terbaik nasional sebesar 6,2 persen.
Tak hanya itu, Gubernur Herman Deru juga dinilai memiliki komitmen dan partisipasi aktif dalam mensukseskan program Bangga Kencana dan upaya percepatan penurunan stunting di Sumsel.
Gubernur Herman Deru juga secara resmi dikukuhkan sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting langsung oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Dalam sambutannya, Wapres Ma'ruf Amin mengatakan berdasarkan data statistik PBB ada 22 persen balita di dunia mengalami stunting dengan jumlah diperkirakan 149 juta balita.
Menurut Wapres, dari 149 juta balita tersebut ada 6,3 juta balita Indonesia yang mengalami stunting pada 2020 berdasarkan data PBB.
Angka itu menurutnya penting diturunkan demi kualitas SDM di Indonesia.
Wapres Ma'ruf Amin mengatakan persoalan stunting bukan hanya perkara tinggi badan.
Namun stunting dapat berdampak buruk pada kualitas hidup individu tersebut misalnya menyebabkan penyakit kronis, tertinggal dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan.
Dalam kesempatan itu, Wapres Ma'ruf Amin juga mengingatkan bahwa persoalan stunting ini harus ditangani dengan serius.
Pasalnya, dampak buruk stunting dapat termanifestasi dalam waktu bertahun-tahun.
"Dampak penuh dari stunting di masa kecil mungkin baru termanifestasi dalam waktu bertahun-tahun ke depan dan akibatnya terlambat untuk diatasi. Oleh sebab itu, kita mesti serius melakukan upaya menurunkan angka stunting di negara kita," ujarnya.
Masih dalam pidatonya, Wapres Ma'ruf Amin mengatakan angka stunting Indonesia saat ini mencapai 21,6 persen.
Angka tersebut harus berhasil diturunkan untuk mengejar target 14 persen pada 2024.
"Sisanya tinggal tidak sampai dua tahun. Artinya, secara nasional setiap tahun 2023, 2024, itu kita harus menghasilkan, bisa menurunkan 3,8 persen kalau untuk 14 persen 3,8 persen," sebutnya.
Sebelumnya, Wapres Ma'ruf Amin menyoroti soal fenomena pernikahan anak.
Dia menyampaikan pernikahan anak memang tak dilarang, namun akan menimbulkan efek negatif, seperti bayi yang dilahirkan mengalami stunting.
Karena itu, Wapres Ma'ruf Amin mengingatkan kepada orang tua untuk lebih ekstra mengawasi remajanya agar berperilaku hidup dan pergaulan sehat.
"Bagi keluarga yang memiliki anak remaja, agar dipastikan remaja kita mempunyai perilaku hidup dan pergaulan yang sehat. Patut menjadi keprihatinan kita bersama, masih relatif tingginya angka pernikahan anak," ujar Wapres Ma'ruf Amin di acara Peringatan Harganas ke-30 di halaman kantor Bupati Banyuasin.
Terakhir, Wapres Ma'ruf Amin meminta agar setiap keluarga manfaatkan layanan di Posyandu dan Puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang anak.
Hal ini tak lain sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
"Peran keluarga begitu penting bagi negara karena dari sana melahirkan generasi yang dan menghasilkan masyarakat dan negara yang hebat," jelasnya.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo semua warga untuk menjaga keluarga dan anak-anak agar tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Untuk itu, Hasto mengimbau agar masyarakat dapat merencanakan sejak dini keluarga yang berkualitas dan bebas stunting.
Lebih jauh ia mengatakan ada 2 amanah yang diberikan negara kepada BKKBN, yakni menjaga jumlah penduduk agar tetap seimbang serta mewujudkan keluarga yang berkualitas, yang di dalamnya ada percepatan penurunan stunting.
Saat ini tantangan yang dihadapi keluarga Indonesia bukanlah ledakan penduduk, melainkan masih terjadinya kesenjangan dan bagaimana meningkatkan kualitas, khususnya percepatan penurunan stunting.
“Untuk itu Harganas tahun 2023 ini mengusung tema 'Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju',” terang Hasto.
Di tempat yang sama Gubernur Herman Deru mengatakan sangat bangga dengan penunjukan Sumsel sebagai tuan rumah Harganas ke-30.
Penunjukan ini tentu ada kriteria tersendiri salah satunya penurunan angka stunting secara drastis yang berhasil dilakukan Sumsel.
Dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen atau sebesar 6,2 persen.
Angka ini menurut Gubernur Herman Deru didapat bukan serta merta hadir begitu saja, tetapi akumulasi kerja sama dan gotong royong dalam binaan BKKBN dan Menkes serta kekuatan bupati/wali kota dan juga Tim Penggerak PKK.
"Ini kerja nyata yang berhasil dihargai," ujar Gubernur Herman Deru.
Gubernur Herman Deru berharap dengan menjadi tuan yang rumah baik, Sumsel maupun Kabupaten Banyuasin dapat semakin dikenal luas dengan prestasi-prestasinya.
Selain penyerahan penghargaan tanda kehormatan, dalam kegiatan itu juga dilakukan launching Remaja Gotong Royong sinergitas berbagai genre untuk penurunan stunting, dilanjutkan dengan peninjauan stan.
Tampak hadir Istri Wapres Hj Wuri ma'ruf Amin, Wagub Sumsel Mawardi Yahya, sejumlah gubernur, pejabat Forkopimda dan bupati/wali kota se-Indonesia. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi