Hari Bidan Nasional, Khofifah: Terima Kasih Telah Bekerja Keras Turunkan AKI dan AKB

Jumat, 24 Juni 2022 – 15:20 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak stakeholder untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi dalam Hari Bidan Nasional. Foto: Humas Pemprov Jatim

jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak semua elemen strategis bersinergi menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Hal itu dikatakan Khofifah bertepatan dengan peringatan Hari Bidan Nasional yang diperingati hari ini (24/6).

BACA JUGA: Baksos Kolaboratif di Sumenep, Khofifah: Gotong Royong Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat

Menurut dia, kepedulian menurunkan AKI dan AKB di Jawa Timur menjadi poin penting yang harus diperhatikan bersama.

"Saya ingin mengajak kita semua memperingati Hari Bidan Nasional ini dengan menyatukan langkah dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Ini PR kita bersama," ujarnya di Gedung Negara Grahadi, Jumat (24/6).

BACA JUGA: Khofifah Dorong OPD dan BUMD Maksimalkan Sumber Pendapatan Baru bagi Jatim

Ajakan ini juga sejalan dengan tema yang diambil untuk Hari Bidan Nasional 2022, yaitu Perjalanan Panjang Profesi Bidan Mewujudkan Generasi Unggul Menuju Indonesia Maju.

Khofifah menerangkan, untuk mengatasi AKI dan AKB, dibutuhkan intervensi langsung dari hulu. Untuk AKI, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah layanan kesehatan pada ibu sejak proses mengandung.

BACA JUGA: Jelang Iduladha, Gubernur Khofifah Pantau Langsung Distribusi Vaksin PMK di Jatim

Mulai dari kecukupan gizi, adanya kontrol rutin kehamilan dan kesehatan ibu, serta yang tak kalah penting kontrol dan pemeriksaan saat ibu sedang atau telah melewati proses persalinan.

"Sebanyak 50 persen kasus kematian ibu terjadi saat masa nifas. Harus ekstra diperhatikan untuk para ibu yang baru saja bersalin," tegas Khofifah.

"Kewaspadaan terjadinya kematian Ibu bukan hanya saat proses persalinan saja. Melainkan juga pascapersalinan. Kontrol kesehatan pascapersalinan juga tidak boleh disepelekan dan harus jadi perhatian. Baik dari bidan ataupun pihak keluarga," imbuhnya.

Sementara itu, untuk AKB, tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan menurunkan angka stunting pada bayi.

Angka stunting di Jawa Timur sebenarnya menurun signifikan, yaitu 3,35 persen, dari yang sebelumnya 26,86 persen pada 2019 menjadi 23,5 persen pada 2021.

Menurut Khofifah, peran bidan menjadi sangat vital. Sebab, bidan memiliki wewenang dan tugas dalam percepatan penurunan AKI dan AKB lewat layanan kesehatan ibu dan bayi.

"Jadi bidan bisa berupaya meningkatkan jumlah kunjungan antenatal care (ANC) dari empat kali menjadi enam kali dan kunjungan postnatal care (PNC) dari tiga kali menjadi empat kali. Karena itu, perlu ada komitmen dari Praktik Bidan Mandiri. Jadi, bidan harus merujuk ibu hamil ke Puskesmas minimal dua kali untuk layanan dokter dan USG sederhana," tuturnya.

Mantan menteri pemberdayaan perempuan dan menteri sosial RI itu mengapresiasi kerja bidan yang selama ini telah berjasa dalam pelayanan kesehatan.

Hari Bidan Nasional ini, menurut dia, adalah kesempatan mengingat amal mulia yang telah mereka lakukan.

"Selamat Hari Bidan Nasional untuk para bidan yang telah berjasa untuk kemanusiaan. Alhamdulillah, saya bahagia karena banyak orang yang mau mengabdikan diri untuk bermanfaat bagi yang lain. Mudah-mudahan peringatan Hari Bidan Nasional menjadi titik di mana bidan makin maju," ungkap Khofifah. (adv/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler