JAKARTA - Setelah melalui proses yang cukup sulit, jenazah korban Sukhoi Superjet 100 (SSJ100) akhirnya bisa diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, sulitnya medan dan tersebarnya jenazah membuat evakuasi tidak bisa dilakukan tuntas kemarin. Hingga tadi malam, total baru 16 kantong jenazah yang berhasil diterbangkan ke Jakarta.
Berdasar pantauan Jawa Pos di landasan pacu bandara, kantong jenazah yang kali pertama datang sekitar pukul 07.30. Saat itu, dua kantong mayat berwarna hitam itu diturunkan dari helikopter milik Badan SAR Nasional (Basarnas). Tim bergerak cepat, begitu mendarat kantong jenazah itu langsung dimasukkan ke ambulans.
Selanjutnya, kantong tersebut dibawa ke RS Polri Kramat Jati dengan kawalan Polisi. Kedatangan helikopter pertama itu langsung menarik perhatian keluarga korban yang berkumpul di ruang kedatangan bandara. Bahkan tampak seorang wanita yang mengenakan baju dan pakaian putih berteriak histeris.
Di lokasi, ada Menkokesra Agung Laksono, Menhub EE Mangindaan, dan Kepala Basarnas Marsdya Daryatmo yang menyaksikan langsung. Ketiganya ada dilokasi hingga kedatangan dua kantong jenazah lagi pada pukul 8.30. Namun, saat itu belum ada keterangan resmi berapa jenazah yang ada di dua kantong warna hitam tersebut.
"Disebutnya kantong jenazah, karena belum tahu pasti ada berapa tubuh korban di dalamnya," ujar Agung Laksono. Dia juga memberi himbauan kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan foto kondisi jenazah korban SSJ100. Alasannya, untuk menjaga perasaan keluarga korban.
Memang, entah siapa yang memulai, begitu jenazah ditemukan foto-foto korban langsung tersebar melalui berbagai media. Sebut saja BlackBerry Messanger, Facebook, hingga microblogging Twitter. Kondisi korban yang mengenaskan menurut Agung tidak layak untuk disebar-sebarkan.
Kabag Humas Basarnas Gagah Prakoso menjelaskan kalau perjalanan dari lokasi ke Bandara Halim sebenarnya tidak lama. Sekitar 20 menit. Yang bikin lama adalah proses menarik kantong jenazah ke atas melalui helikopter. "Proses itu butuh waktu, kami harap semua bisa dibawah kesini sekarang," tuturnya.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Sudaryatmo mengatakan kemarin cukup banyak kantong jenazah yang bisa di bawa ke Jakarta karena cuaca sangat mendukung. Apalagi, tim SAR tidak mengalami hambatan logistik dalam mengevakuasi korban. "Hambatan utama masih cuaca yang kadang berubah dan memburuk," katanya.
Namun, proses evakuasi melalui udara harus dihentikan saat matahari mulai tenggelam. Proses dilanjutkan dengan evakuasi melalui jalur darat. Untuk hari ini, pencarian bakal difokuskan pada lokasi sekitar bawah tebing. Dari lokasi itu diduga bakal banyak korban jiwa karena terlihat ekor pesawat.
Meski perjalanan lewat darat membutuhkan waktu lebih lama, menurut Sudaryatmo itu paling memungkinkan. Langkah itu sendiri sudah dilakukan terhadap satu buah kantong jenazah yang dibawa ke Jakarta melalui jalur Ciomas, Gunung Salak, menuju Cijeruk.
Lebih lanjut dia menjelaskan, walau sudah ada 16 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri Kramat jati, belum bisa dipastikan berapa jasad korban. Sebab, kondisi jenazah banyak yang sudah tidak utuh lagi. "Korban tersebar ke beberapa area juga," tambahnya.
Sebelumnya, Basarnas mengatakan kalau tim SAR gabungan berhasil menemukan 12 jenazah. Kalau sekarang jadi 16 kantong, bisa dipastikan ada tambahan korban lagi yang ditemukan di lokasi. Tetapi, dia belum bisa memastikan apa seluruh sudah meninggal atau tidak.
Untuk pencarian hari ini, tim SAR akan melibatkan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan pemanjat tebing professional. Mereka akan menggunakan tali untuk bisa menuju dasar jurang sejauh 500 meter.
Tim Tambahan Rusia Sudah Datang
Selain kantong jenazah, pagi kemarin juga diwarnai dengan datangnya pesawat pengangkut Rusia Ilyushin Il-76. Menurut keterangan para petugas, pesawat tersebut membawa berbagai perlengkapan termasuk dua helikopter. Dua petugas asal Rusia juga diterbangkan dari Bandara Halim ke lokasi jatuhnya pesawat menggunakan helikopter SAR.
Sebelumnya, pihak Kedutaan Besar Rusia mengatakan bakal ada tim dari Moskow ke Jakarta. Rencananya, sebanyak 40 teknisi dan delapan orang ahli pesawat yang akan membantu menyelidiki jatuhnya pesawat seharga USD 30 juta itu. Termasuk, mencari black box yang disebut-sebut bisa menguak misteri kenapa pesawat itu menabrak tebing.
Daryatmo menegaskan kalau kedatangan tim investigasi Rusia akan lebih banyak mencari puing pesawat. Termasuk, rencana mengevakuasi bangkai pesawat yang menghantam Gunung Salak Rabu (9/5). Tapi, itu dilakukan setelah evakuasi korban selesai. "Besok (hari ini) mereka bisa mulai melakukan pantauan di lokasi," tandasnya.
Terkait black box, Menhub EE Mangindaan mengatakan kalau tim fokus pada penemuan jenazah dahulu. Oleh sebab itu, dia mengaku tak tahu pasti kapan alat tersebut bisa ditemukan. Meski demikian, dia berharap agar kotak informasi itu bisa ditemukan secepatnya. "Tidak bisa dipastikan kapan," terangnya.
Seperti yang sudah-sudah, black box dijadikan senjata pamungkas untuk mengungkap kecelakaan pesawat. Sebab, alat tersebut merangkum berbagai hal seperti flight data recorder (FDR) hingga cockpit voice recorder (CVR). Termasuk di dalamnya informasi kecepatan, ketinggian, posisi pesawat, sampai percakapan di kokpit.
Dijelaskan juga kalau sejak kemarin orang-orang Rusia itu akan bergabung dengan tim KNKT dengan tugas berbeda. Investigasi yang dilakukan tim Rusia akan fokus pada penyebab kecelakaan pesawat dan mengumpulkan serpihan pesawat termasuk Black Box. "Dua orang Rusia sudah menuju ke lokasi untuk mulai investigasi," jelasnya.(dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Black Box Diperkirakan di Dasar Jurang
Redaktur : Tim Redaksi