jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri untuk membahas upaya penangkalan terhadap penyebaran jaringan Islamic State (sebelumnya Iraqi Syria Islamic State/ISIS) di Indonesia. SBY ingin Indonesia pro-aktif mendukung upaya mencegah penyebaran IS di dunia internasional.
"Saya kira semua mengikuti perkembangan situasi di Syria, Irak dan sejumlah negara. Lebih bagus kita berpikir pro aktif apa yang perlu kita lakukan di Indonesia ini atau kontribusi apa yang bisa Indonesia lalukan bersama-sama masyarakat dunia," ujar SBY dalam rapat terbatas di kantor kepresidenan, Jakarta, Minggu, (14/9).
BACA JUGA: Merasa Punya Energi, Priyo Deklarasikan Diri
Menurutnya, isu mengenai ISIS saat ini ramai di dunia internasional. Mengingat, Amerika Serikat telah mengambil langkah dengan membentuk koalisi untuk menghadapi dan mengalahkan militan di Irak dan Suriah.
"Indonesia bisa bersama dapat menghentikan berbagai tindak kekerasan atau tragedi kemanusiaan dari manapun itu datangnya. Itu yang perlu kita pikirkan," imbuh SBY/
BACA JUGA: Lukman Edy Prediksi Pilkada Lewat DPRD Ditolak MK
Karenanya SBY juga menyoroti penangkapan atas empat warga negara asing (WNA) di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/9) dini hari. Empat warga negara Turki itu diduga terlibat dalam jaringan ISIS yang diduga hendak berlatih di Poso.
"Ini berarti jangan kita ternina bobo, jangan kita terlena seolah-olah yang berbahaya itu di luar negeri di Timur Tengah, tetapi kalau kita tidak waspada dan tidak melakukan sesuatu yang tepat bisa juga terjadi di negeri kita tindakan kekerasan seperti itu," tegasnya.
BACA JUGA: Pilkada Lewat DPRD? Ngeri.......!
Karenanya SBY juga mengingatkan aparat keamanan untuk tetap waspada. "Oleh karena itulah meskipun hari ini hari libur tetapi saya mengajak mari kita dengan serius melakukan sesuatu untuk memastikan negara kita dalam keadaan yang baik dan rakyat kita mendapatkan perlindungan atas keamanan dan kententraman hidupnya," tandasnya.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Transisi Kaji 7 Hari Kerja untuk Birokrasi
Redaktur : Tim Redaksi