Hari Pahlawan, Kemendikbud Kumpulkan Ratusan Pesilat

Senin, 11 November 2019 – 06:57 WIB
Nadjamuddin Ramly selaku Direktur Warisan dan Diplomasi Kebudayaan Kemendikbud (baju biru) bersama para pesilat dalam flash mob. Foto: Humas Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 100 pesilat muda, pendekar hingga sesepuh Pencak Silat ikut dalam flash mob yang dihelat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud bekerja sama dengan Asosiasi Silat Tradisi Betawi Indonesia (ASTRABI).

Flash mob yang diadakan bertepatan dengan Hari Pahlawan ini, tujuannya untuk mengingatkan kembali jasa dan perjuangan pendekar Pencak Silat dalam merebut kemerdekaan bangsa.

BACA JUGA: Hari Pahlawan, Salam Hormat untuk Seluruh Keluarga Para Pejuang!

Nadjamuddin Ramly selaku Direktur Warisan dan Diplomasi Kebudayaan Kemendikbud mengatakan, konsep flash mob dipilih karena memiliki kekuatan dalam memengaruhi masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengikuti gerakan yang dirancang dengan unsur kejutan, sederhana dan tidak terduga.

"Kegiatan flash mob Pencak Silat bertujuan mendukung serta sosialisasi terkait pengusulan Pencak Silat ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO," kata Nadjamuddin di sela-sela flash mob Pencak Silat, Minggu (10/11).

BACA JUGA: Hari Pahlawan, Presiden Jokowi Tabur Bunga di Makam Bu Ani dan Pak Habibie

Dia mengungkapkan, pihaknya telah membuat dokumen untuk kelengkapan-kelengkapan baik filosofinya, tradisinya, apakah masyarakatnya masih familiar dengan pencak silat. Ternyata di 34 provinsi, 514 kabupaten/ kota, di 7094 kecamatan dan di 28.505 desa/nagari dan kampung itu masih aktif semua satuannya.

Mudah-mudahan pada 9-15 Desember 2019 di Bogota Kolombia, usulan Kemendikbud diterima dan pencak silat ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia milik Indonesia yang ke-10.

BACA JUGA: Sambut Hari Pahlawan, Bu Risma Ajak Warga Surabaya Putar Lagu-lagu Perjuangan

"Kita sudah punya sembilan warisan budaya tak benda yaitu batik, membuat batik, tari saman, angklung, wayang, keris, noken, 3 genre tari bali, dan terakhir kapal pinisi. Nanti 2020 pantun bersama Malaysia kita usulkan dan 2021 gamelan. Jadi itu hajat yang kami buat sehingga flash mob seni tradisi pencak silat yang digelar hari ini sebagai upaya menyatukan budaya asli Indonesia," terangnya.

Nadjamuddin menambahkan, filosofi pencak silat sama. Cuma mungkin bunga-bunganya ada yang berbeda-beda. Filosofinya adalah bagaimana hubungan terhadap Allah yang maha kuasa. Kemudian fokus membangun interaksi hubungan horisontal terhadap sesama manusia. Dan kedua bagaimana fokus konsentrasi untuk bisa melawan ancaman, serangan, apa yang tidak dikehendaki manusia.

Dikenal di mancanegara sebagai jenis seni bela diri, Pencak Silat sejatinya merupakan salah satu tradisi yang ada di Indonesia dan telah diwariskan dari generasi ke generasi. Terdapat empat aspek yang ada pada Pencak Silat yaitu mental-spiritual, pertahanan diri, seni dan olahraga.

Nilai, makna dan filosofi yang terrkandung menjadikan Pencak Silat sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia yang patut dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Pencak Silat umumnya diajarkan turun temurun secara non-formal di surau, paguron dan perguruan, hingga telah tersebar di seluruh wilayah indonesia dan ada di 52 negara. Festival Pencak Silat bertaraf internasional kerap dilaksanakan oleh komunitas diantaranya Temu Pendekar, Silek Arts Festival, Golok Day dan Pencak Malioboro Festival. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler