jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak seluruh masyarakat mengalahkan musuh bersama, yaitu kemiskinan dan kebodohan.
Hal ini sejalan dengan tema 'Pahlawanku Inspirasiku' yang diusung pada peringatan Hari Pahlawan 2021.
BACA JUGA: Mensos Tri Rismaharini Hadiri Upacara Hari Pahlawan di TMPNU Kalibata
“Semangat, tekad, dan keyakinan pahlawan harusnya dapat menginspirasi dan menggerakkan kita semua untuk mengemban misi bersejarah mengalahkan musuh bersama yang sesungguhnya, yaitu kemiskinan dan kebodohan dalam arti yang luas,” kata Mensos Risma dalam amanat peringatan Hari Pahlawan yang dibacakan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin.
Dirjen Pepen Nazaruddin menjadi inspektur upacara Hari Pahlawan di kantor Kemensos, Rabu (10/11).
BACA JUGA: Peringati Hari Pahlawan, Bobby Nasution: Pahlawanku Inspirasiku
Di hadapan pegawai dengan jumlah terbatas itu, Mensos Risma dalam sambutannya memberikan penekanan bahwa semua orang mempunyai potensi besar dalam memenangkan perang melawan kemiskinan dan kebodohan.
“Karena Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan letak geografis yang strategis. Tantangan terbesar yang dihadapi, yakni dibutuhkannya kerja secara berkelanjutan dengan didukung inovasi dan daya kreativitas yang tinggi, serta semangat kewirausahaan pantang menyerah,” paparnya.
BACA JUGA: Jokowi Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP
Menurutnya, semangat pantang menyerah ini yang harus dilestarikan dalam menghadapi tantangan dan ancaman apapun.
“Sebab kita adalah anak dan cucu kandung para pahlawan bangsa,” katanya.
Melalui momentum Hari Pahlawan 2021, Mensos Risma meminta menjadikan nilai-nilai kepahlawanan sebagai inspirasi di setiap langkah yang penuh dengan inovasi dan daya kreasi.
“Setiap orang bisa menjadi pahlawan di bidang apapun. Sesederhana memulainya dengan menjadi pahlawan bagi ekonomi keluarganya dan komunitasnya. Kita dan para pahlawan, tentu ingin anak-anak menjadi pemenang. Tidak ada yang tidak bisa, selama kita mau dan berusaha," kata Pepen menyampaikan amanat Mensos Risma.
4 Pahlawan Nasional
Sejak 1959 dalam setiap peringatan Hari Pahlawan, Presiden RI memberikan anugerah gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berkontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI.
Tahun ini, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh, H Usmar Ismail dari Provinsi DKI Jakarta, Raden Aria Wangsakara dari Provinsi Banten, Tombolotutu dari Provinsi Sulawesi Tengah, dan Sultan Aji Muhammad Idris dari Provinsi Kalimantan Timur.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional sebagai penghargaan terhadap sosok yang telah berjasa besar mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI.
Selain itu juga menumbuhkembangkan sikap keteladanan bagi setiap orang dan mendorong semangat melahirkan karya terbaik bagi kemajuan bangsa dan negara.
Riwayat Singkat Empat Pahlawan Nasional
Tombolotutu
Merupakan tokoh perlawanan terhadap penindasan Belanda di Mautong.
Kontrak-kontrak yang ditawarkan Belanda kepada rakyat Mautong membuat penguasa Mautong kehilangan haknya selaku penguasa dan rakyat semakin sengsara karena keterbatasan mengelola sumber alamnya sendiri.
Dari sini, Tombolotutu memimpin dan memperjuangkan hak-hak rakyat Mautong yang dirampas sehingga terjadi pertempuran yang tidak hanya banyak memakan korban namun juga kerugian materiil.
Sultan Aji Muhammad Idris
Tokoh pemersatu yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia.
Melalui perubahan sistem pemerintahan menjadi kesultanan, ia berusaha menjalin hubungan dan menyatukan kekuatan dengan berbagai kesultanan dalam menentang kolonialisme.
Usmar Ismail
Salah satu tokoh perfilman nasional dan internasional yang menunjukkan sumbangan terbesarnya dalam kemajuan industri perfilman tanah air.
Kepeloporannya dalam membangun perfilman nasional yang diakui dunia.
Hal ini merupakan kepeloporan dan prestasi yang patut dicatat dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Raden Aria Wangsakara
Selain merupakan tokoh keagamaan pada Kesultanan Banten pada masanya, ia juga tokoh politik dan pemimpin militer yang terus berjuang dalam semangat mengusir penjajah.
Pada masa Kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Abul Mufakhir dan Sultan Ageng Tirtayasa, Raden Aria Wangsakara menegaskan perannya sebagai sosok yang turut memainkan peran penting melawan penjajah (VOC). (mrk/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi