Hari Perempuan Sedunia: Ketua DPR Minta Lindungi Wanita dari Pusaran Konflik

Selasa, 08 Maret 2022 – 19:46 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan perempuan sering berada dalam pusaran konflik, mulai dari konflik rumah tangga, sosial, hingga perang antarnegara.

Dia menyebutkan sebagai kelompok rentan, selain anak, perlindungan perempuan dalam konflik harus menjadi prioritas.

BACA JUGA: Kritik Rombongan Artis di Ajang PFW, Wanda Hamidah: Caranya Bukan Begitu

"Dalam situasi konflik, perempuan sebagai kelompok rentan bisa menjadi korban berkali-kali. Mendapat kekerasan, kehilangan akses kebutuhan dasar, akses sumber daya alam, sampai menjadi sasaran kekerasan seksual," kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima JPNN.com, Selasa (8/3).

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini menegaskan negara harus menjamin hak-hak perempuan secara penuh, terlebih dalam situasi konflik dan pascakonflik sekalipun.

BACA JUGA: Rayakan Hari Perempuan Sedunia, Yura Yunita Unggah Foto Menyentuh ini

"Regulasi yang disahkan negara harus berfungsi efektif untuk menjamin perlindungan terhadap perempuan," ujarnya.

Dia menegaskan, DPR akan terus memastikan legislasi yang dibuat melindungi perempuan sebagai kelompok rentan.

BACA JUGA: Uus Ogah Tampil Bareng, Aldi Taher: Karena Aku Sayang Kamu

Salah satunya adalah Rancangan Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).

"DPR RI akan terus mengawal hak-hak perempuan dan perlindungan perempuan agar tidak lagi menjadi korban, terlebih dalam situasi konflik," ucap Puan.

Di sisi lain, Dia mengajak perempuan Indonesia agar selalu berani bersuara saat menghadapi konflik.

"Perempuan berperan sebagai inisiator perdamaian. Khususnya bagi penyintas dalam konflik, perempuan bisa bersama-sama bergerak menciptakan keadilan sebab pemenuhan keadilan dan hak-hak perempuan juga menjadi amanat dalam resolusi PBB," ungkap mantan Menko PMK itu.

Kilas balik, Puan menjelaskan Hari Perempuan Sedunia sendiri bermula dari adanya aksi unjuk rasa pada 8 Maret 1909 dan aksi buruh perempuan di New York pada 1911 menjadi tonggak sejarah kesetaraan gender dalam aspek-aspek kehidupan.

"Semangat perempuan untuk berjuang agar diperlakukan sama dalam kehidupan bersosial, budaya, ekonomi, dan politik harus terus digelorakan. Karena kita tahu, banyak tokoh-tokoh hebat dunia yang datang dari kaum perempuan," jelasnya.

Cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut juga menilai perempuan harus lebih peka dan peduli terhadap setiap perkembangan zaman.

Dengan begitu, menurut Puan, perempuan siap memberikan solusi dan kontribusi terbaik bagi bangsa Indonesia.

"Apalagi perempuan saat ini berperan besar dalam kehidupan. Perempuan saat ini berperan sebagai pribadi, istri, ibu, pekerja, sekaligus warga negara yang berkewajiban mendidik generasi penerus," pungkasnya.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Yessy
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler