Hari Pertama Sudah Ada Temuan Kunci Jawaban dan Bocoran Soal Ujian

Selasa, 05 Mei 2015 – 04:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kecurangan dalam penyelenggaraan ujian nasional (unas) seperti sudah berjodoh. Meskipun unas tidak lagi menjadi bagian penentu kelulusan, masih saja ditemukan laporan kecurangan. Tidak hanya di jenjang SMA, tetapi juga di unas jenjang SMP yang mulai diselenggarakan kemarin (4/5).

Laporan peredaran kunci jawaban yang mencolok muncul dari Medan, Sumatera Utara (Sumut). Kasus ini mencuat setelah Ombudsman perwakilan Sumut menemukan selembar kertas yang diduga kunci jawaban unas di Medan. Bentuk lembaran kertas itu kecil dan kunci jawabannya diketik rapi.

BACA JUGA: Tim Debat Universitas Batam Maju ke Babak Nasional

Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut Abyadi Siregar mengatakan, kertas itu juga dilengkapi sandi-sandi tertentu. "Kita semakin meyakini ini adalah bukti terjadi kebocoran soal ujian," ujarnya. Dia mendapatkan kertas ini ketika sedang menggelar sidak ke salah satu SMP negeri di Medan. Temuan ombudsman perwakilan Sumut ini akan diteruskan ke Ombudsman pusat di Jakarta.

Mendikbud Anies Baswedan yang seharian kemarin mendampingi Preisden Joko Widodo di Jogjakarta itu memperhatikan kasus dari Medan itu. "Laporan (kunci jawaban, red) di Medan tidak ramai-ramai amat,"  ujar Anies melalui pesan singkat.

BACA JUGA: Petinggi Kemdikbud Jamin Soal UN SMP tak Bocor

Dia menegaskan kalaupun kunci jawaban itu benar, masyarakat atau ombudsman melaporkannya ke pihak kepolisian. Sehingga bisa ditelusuri kebenarannya. Termasuk juga apakah terdapat kebocoran soal ujian, sehingga bisa keluar kunci jawaban tadi.

Sepulang dari Jogjakarta, Anies langsung menyempatkan mengunjungi posko pengaduan unas di komplek kantor Kemendikbud, Senayan. Diantaranya dia memantau jumlah laporan yang masuk dan penandangan tindak lanjutnya. Tercatat ada 20 lebih pengaduan yang masuk. Dari laporan yang disampaikan tim pengaduan, seluruh laporan itu statusnya sudah diselesaikan.

BACA JUGA: Menteri Anies Sidak Hari Pertama UN SMP di Solo

Terkait dengan laporan kebocoran soal ujian, sehingga muncul kunci jawaban, Anies mengatakan potensinya memang tetap ada. Untuk itu dia meminta bantuan masyarakat untuk ikut mengawasi. Dia menegaskan masyarakat diminta segera melapor ke Kemendikbud jika melihat ada kebocoran soal ujian atau peredaran kunci jawaban.

Setelah unas tidak menjadi penentu kelulusan, Anies meminta target yang dikejar dalam unas harus diganti. "Sekarang targetnya harus jujur 100 persen," tandasnya. Sebab urusan kelulusan menjadi kewenangan sekolah, alias tidak terkait dengan unas.

Penangan teknis kasus kunci jawaban di Medan, Kemendikbud sudah mulai bergerak. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, sudah mengirim tim monitoring dan inspektorat ke Medan. "Sampai sore ini saya belum menerima laporan dari tim yang sudah berada di lapangan," katanya.
 
Dugaan sementara kunci jawaban yang beredar itu adalah turunan dari beredarnya lembar soal ujian di dunia maya. Nizam memastikan bahwa lembar soal ujian yang diunggah di blog; pak-anang.blogspot.com bukan soal ujian resmi Kemendikbud. Siswa justru akan rugi jika menganggap soal yang diunggah dan bisa diunduh bebas itu adalah asli.
 
"Pengunggah hanya ingin mencari sensasi," kata dia. Padahal dampaknya bisa membuat kegaduhan di masyarakat. Nizam mengatakan Masyarakat bisa terkecoh karena file yang diupload di internet itu berjulud; bocoran soal unas SMP 2015. Di blog itu diunggah komplit empat mata pelajaran yang diujikan. Mulai dari bahasa Indonesia, Matematika, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Nizam mengatakan tidak ambil pusing dengan pengunggahan naskah unas abal-abal itu. Terkait dengan pelaporan hukum, Nizam juga tidak mau ambil pusing. "Mengurusi itu bikin repot saja. Sudah saya pasrahkan ke Biro Hukum dan Organisasi Kemendikbud," tandasnya.

Dosen UGM Jogjakarta itu kembali menegaskan, masyarakat khususnya siswa peserta ujian tidak terkecoh dengan isu-isu kunci jawaban atau bocoran naskah ujian. Dia mengatakan resikonya sangat besar jika siswa mempercayai isu itu. Siswa yang seharusnya bisa menjawab, justru bisa salah gara-gara berpatokan pada kunci jawaban yang salah.

Dia berharap dalam penyelenggaraan lanjutan unas SMP hari ini (5/5) tidak terjadi kegaduhan lagi. Siswa diminta lebih tenang mengerjakan soalnya sendiri-sendiri. Sedangkan pengawas ruang ujian tetap melakukan kerjanya dengan optimal. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Terbakar, Siswa SMP Ini Ikuti UN Ngungsi di Gedung SMA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler