Hari Purwanto Soroti Kinerja Panglima TNI, Menohok

Minggu, 02 Mei 2021 – 15:50 WIB
Pengamat militer yang juga Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer yang juga Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto menyoroti kinerja Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

“Semenjak Marsekal Hadi Tjahjanto dilantik pada tahun 2017 menjadi Panglima TNI, banyak prajurit TNI yang tewas di Papua. Mulai prajurit dari tingkat paling rendah dan yang terakhir, TNI kehilangan perwira tinggi terbaik TNI Mayjen Anumerta Gusti Putu Dani,” ujar Hari Purwanto dalam siaran pers pada Minggu (1/5) .

BACA JUGA: KRI Nanggala-402 Tenggelam dan Kabinda Papua Gugur, Sultan Merespons Begini

Hari menyebut cukup banyak korban dari prajurit TNI yang berjatuhan di tanah Papua. Baik korban dari rakyat maupun prajurit TNI.

 “Ini merupakan kegagalan dari kepemimpinan Panglima TNI. Sebab aksi penembakan oleh kelompok separatis terhadap aparat keamanan maupun sipil terus terjadi di Papua,” ujar Hari.

BACA JUGA: Prada M Ilham Pelaku Utama Kasus Penyerangan Polsek Ciracas Dipecat dari Anggota TNI

Hari menyebut setelah korban sipil yakni guru dan siswa SMA, kali ini Kabinda Papua, Mayjen (Anumerta) I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, menjadi korban penembakan.

“Ini perwira tinggi TNI, tidak main-main” tegas Hari.

BACA JUGA: AL China Kerahkan Tiga Kapal Salvage untuk Bantu Evakuasi KRI Nanggala-402

Almarhum Gusti Putu meninggal dunia saat baku tembak dengan KKB di Kampung Dambet, Distrik Boega, Kabupaten Puncak, Papua, pada Minggu (25/4) pukul 15.50 WIT.

Mayjen (Anumerta) I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, merupakan perwira tinggi TNI pertama yang meninggal dalam konflik di Papua.

Hari menjelaskan, di lapangan Panglima TNI terlihat gagal dan bimbang dalam memimpin TNI, terlihat sangat tidak menguasai tugas pokoknya.

Hari memberi contoh pembentukan Kogabwilhan III dengan diawaki oleh seorang Perwira Tinggi bintang tiga, membawahi Koops Pinang Sirih dengan pimpinan seorang Brigjen, membawahi 2 Satgas mobile yaitu Satgas Honai dan Satgas Baliem dengan tupok penindakan.

Koopsgab TNI Papua dipimpin Mayjen, dibagi menjadi 2 tupok yaitu Pamtas dan Pamrahwan membawahi 3 Kolakops. Pembentukan Satgas yang begitu kompleks.

“Ini seperti seolah-olah Panglima TNI menunjukkan serius menangani masalah di Papua. Namun, pada kenyataannya ini dapat menghabiskan uang negara dan tidak membuahkan hasil apapun, bahkan korban berjatuhan makin banyak dan kondisi makin parah,” ujar Hari.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler