Hari Santri Ingatkan Umat Islam Mengatasi 3 Masalah Ini

Selasa, 25 Oktober 2022 – 16:29 WIB
Hari Santri mengingatkan umat Islam agar bisa memecahkan 3 masalah ini. Foto: dok. Ponpes Al Ubaidah

jpnn.com, JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Al Hasany mengingatkan bahwa para santri memiliki tugas besar dalam mengatasi keterbelakanga, kebodohan, dan kemisikinan.

Dia menyampaikan hal tersebut di depan 300 santri saat upacara peringatan Hari Santri di Ponpes Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (25/10).

BACA JUGA: WNI di Tunisia Rayakan Hari Santri Bersama Dubes RI

Menurut Habib Ubaidillah, tema peringatan Hari Santri, 'Berdaya Menjabat Martabat Kemanusiaan' sangat relevan. 

"Saat ini nilai-nilai kemanusiaan rendah akibat berbagai persoalan. Ini juga menjadi tugas para santri,” ujar Habib Ubaid.

BACA JUGA: 3 Pesan Ganjar di Momen Hari Santri Nasional

Habib menekankan, tantangan masa depan adalah bagaimana para santri mampu memecahkan berbagai persoalan umat.

“Dengan kecerdasan intelektual dan spiritual, para santri harus dibentuk sebagai insan yang profesional religius,” ujarnya.

BACA JUGA: Hasto: Penetapan Hari Santri Nasional Hasil Kolaborasi Kaum Nasionalis dan Kaum Santri

Menurutnya, insan yang profesional religius adalah para santri yang alim-fakih, memahami ilmu agama sekaligus mengamalkannya. Kemudian ia menjadi pribadi yang berakhlak mulia, dan terakhir mandiri.

Ponpes Al Ubaidah yang bermitra dengan LDII, terus membenahi kurikulumnya agar para santri tidak hanya ahli dalam agama, tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan.

Dia mencontohkan upacara Hari Santri diikuti para santri dengan memakai sarung, baju koko, batik, ada yang sarungan, bahkan terdapat para pesilat dan petugas keamanan.

“Kami mengajarkan manusia tidak sama, berbeda-beda agama dan keyakinan. Ini semua menunjukkan kebhinekaan Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan sikap toleransi dan saling menghargai,” tuturnya.

Ditemui secara terpisah, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan Hari Santri merupakan momentum kebangkitan umat Islam di segala bidang.

"Para santri sejak era pergerakan nasional hingga revolusi fisik, memiliki andil yang besar dalam sejarah bangsa. Nilai-nilai perjuangan sebagai agen perubahan yang positif harus tetap dilestarikan oleh para santri,” tutur KH Chriswanto.

Dia mengatakan, potensi santri dan pondok pesantren bila dikelola dengan baik, bangsa Indonesia bisa menjadikannya modal pembangunan masa depan.

“Santri memiliki kecerdasan dan kesalehan sosial, ini berbeda dengan generasi pada umumnya yang lebih mementingkan duniawi. Dengan terus menanamkan nilai-nilai kebangsaan, mereka akan menjadi modal Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.

Di LDII, menurut KH Chriswanto, terdapat slogan “sarjana yang muballigh dan muballigh yang sarjana”. Slogan ini diwujudkan dalam bentuk pendirian Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) dan Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM).

"Dengan model pendidikan boarding school terebut, LDII menciptakan santri intelektual, yang memiliki kepahaman agama yang kuat, berakhlak mulia, dan mandiri," ujarnya. (zil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler