Harimau Sumatera Sisa 400 Ekor

Zulkifli Hasan : Lindungi Hewan Langka

Sabtu, 21 Januari 2012 – 15:04 WIB
JAKARTA – Indonesia memiliki banyak satwa langka yang harus dilindungi. Penyelamatan satwa langka itu memerlukan kerjasama semua lapisan masyarakat. Tapi sayangnya, sampai saat ini banyak masyarakat belum mengerti manfaat zona taman nasional satwa. Demikian yang dikatakan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta kemarin 

"Masyarakat dan pengusaha kehutanan harus menghargai hak hidup hewan, terutama yang keberadaannya sudah langka. Mereka harus kita lindungi, jangan sampai punah. Jangan sampai anak cucu tidak bisa melihat satwa tersebut gara-gara kita kurang melindunginya," jelas Zulkifli.

Menurut menteri dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini, upaya untuk menumbuhkan kesadaran mencintai hewan harus dimulai sejak dini, seperti di usia anak sekolah. Mereka harus diajari untuk melestarikan lingkungan yang menjadi habitat atau tempat tinggal para satwa. "Terlebih satwa yang hampir punah. Itu harus dilestarikan dengan cara tidak mengambil, tak membunuh, dan tidak memperjualbelikan," jelasnya.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam (PHKA) Kemenhut Darori mengatakan, spesies harimau Sumatera yang tersisa di Indonesia saat ini diperkirakan tinggal 400 ekor. Sepanjang 2011, setidaknya diketahui ada 40 harimau Sumatera mati. "Kami berupaya melakukan perlindungan terhadap harimau Sumatera, di antaranya dengan melindungi habitatnya, menegakan hukum bagi yang melanggar, dan sosialisasi kepada masyarakat," kata Darori.

Menurut dia, keberadaan hewan langka tersebut kian terancam akibat konflik baik dengan masyarakat maupun dengan pemburu liar yang menjual kulit hewan langka itu dengan harga mahal. Ada sembilan spesies harimau (panthera tigris) di dunia, namun tiga di antaranya sudah punah. Dua subspesies harimau di Indonesia sudah punah, yaitu harimau Jawa dan Bali.

Satu subspesies yang punah lainnya adalah Harimau Kaspia. Sementara satu subspesies lain, yakni Harimau China Selatan (Panthera tigris amoyensis) juga "punah secara fungsional" karena kehilangan habitat dan buruan. Lima spesies lain bisa segera punah jika tak ada perhatian lebih lanjut atas habitat mereka. Saat ini, tersisa hanya 3.200 harimau di dunia. Kepunahan mereka dipicu perdagangan ilegal atas tubuh harimau yang dipercaya sebagai obat-obatan. Selain itu, harimau juga dihadapkan dengan masalah ekspansi lahan pertanian, perkebunan, dan penebangan hutan. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ABK Costa Tiba di Tanah Air

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler