jpnn.com, JAKARTA - Mantan narapidana kasus terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengatakan, perekrutan teroris pada saat ini tidak melalui pertemuan tatap muka.
Kemajuan teknologi membuat perekrutan dilakukan secara daring yaitu melalui media sosial.
BACA JUGA: Densus 88 Bergerak Cepat di Jatim, Membekuk 2 Terduga Teroris
"Orang bisa direkrut tanpa harus bertemu muka. Mereka bisa aktif berdialog kemudian dibina melalu media sosial itu," kata Haris dalam diskusi daring berjudul Bersatu Lawan Teroris, Sabtu (3/4).
Dia menyebutkan, para pimpinan teroris biasanya menggunakan Instagram dan Facebook untuk merekrut calon "pengantin", sebutan lain pelaku bom bunuh diri.
BACA JUGA: Deborah Dewi Ungkap Motivasi Zakiah Aini Menyerang Polisi di Mabes Polri, Oh Ternyata
Haris menyebut paham radikal disebar intensif di dua media sosial tersebut.
"Jadi orang tanpa bertemu, kemudian dia sudah bisa menjadi seorang pengantin," tutur dia.
BACA JUGA: Atta Halilintar Langsung Mengabulkan Permintaan Aurel, Luar Biasa
Eks pimpinan Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) itu mengingatkan semua pihak untuk berperan memberantas paham radikal. Dengan begitu, tindakan teror bisa berkurang di Indonesia.
"Kita harus punya kesepakatan untuk memberantas ini (paham radikal, red) semua, karena daya rusaknya itu sangat luar biasa," beber Haris Amir Falah. (ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan