Harmoni Musik Berpadu dengan Pesona Alam di Klaten Etno Jazz 2024

Sabtu, 23 November 2024 – 09:59 WIB
Pergelaran Klaten Etno Jazz 2024. Foto: source for jpnn

jpnn.com, KLATEN - Keindahan sawah yang membentang di sekitar Umbul Besuki, Desa Ponggok, Polanharjo, menjadi saksi dari kemeriahan Klaten Etno Jazz Sawah 2024.

Dengan panggung berdesain natural yang dihiasi ranting-ranting artistik, acara ini menghadirkan harmoni antara musik jazz etno dan keindahan alam, sekaligus mengajak penonton merenungkan pentingnya menjaga air sebagai simbol ketahanan dan kehidupan.

BACA JUGA: Pesona St Vincent dan AIR yang Membius di Hari Pertama Joyland Festival Jakarta 2024

Event ini diawali dengan penampilan Drumband siswa SDN Ponggok, disusul oleh Gejog Lesung Sekar Melati dari Desa Cawas yang menampilkan lagu-lagu karya Ki Narto Sabdo.

Dalam momen spesial, kelompok ini berkolaborasi dengan komposer Memet Chairul Slamet melalui karya eksperimental bertajuk “Musik Air”, memadukan bunyi alami dengan teknologi musik digital. Kolaborasi ini menjadi simbol kesuburan dan rasa syukur atas melimpahnya kekayaan alam.

BACA JUGA: Bank bjb Manjakan Pencinta Musik di The Papandayan Jazz Fest 2024

Acara resmi dibuka dengan pemukulan kentongan bambu oleh Kepala Desa Ponggok, Junaedhi Mulyono, bersama inisiator Klaten Etno Jazz Agus Setiawan Basuni.

Para musisi yang tampil seperti Memet, Vertigong, Smara Tantra, dan Keroncong Jazz Lastarya menerima merchandise unik berupa beras Rojolele Srinuk, yang juga menjadi simbol integrasi seni dengan kedaulatan pangan lokal.

BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Pernikahan Nissa Sabyan Bikin Heboh, 85 Influencer Disikat Polisi

Hadir pula penampilan menarik dari Trie Utami, yang dikenal sebagai vokalis legendaris grup jazz Krakatau. Trie melantunkan lagu Sekitar Kita bersama Vertigong, menciptakan interaksi hangat dengan penonton.

Penutup, dia berkolaborasi dengan Purwanto melalui komposisi spontan bertajuk Rojolele Srinuk, memperkuat pesan penting akan hubungan erat antara seni, masyarakat, dan lingkungan.

Komunitas Jazz Indonesia, yang diwakili Solo Jazz Activity, turut memeriahkan acara dengan membawakan lagu-lagu standar jazz seperti The Girl From Ipanema, menjadi penghubung antara genre jazz tradisional dengan eksplorasi etno jazz yang ditampilkan oleh kelompok lain.

Smara Tantra dan Keroncong Jazz Lastarya menambah keunikan acara dengan perpaduan musik tradisional Nusantara dan jazz kontemporer.

Melalui dukungan dari WartaJazz, Komunitas Petani Muda Klaten, Desa Wisata Ponggok, Seroja Indonesia, acara ini berhasil menyelaraskan budaya lokal, lingkungan, dan seni modern.

"Event ini akan terus berkembang dengan membuka peluang bagi desa-desa lain di Klaten yang memiliki potensi unik untuk menjadi tuan rumah berikutnya," kata Agus Setiawan Basuni, inisiator atau penggagas event, dalam keterangannya, Sabtu (23/11). (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler