jpnn.com, JAKARTA - Dinas Kesehatan TNI Angkatan Laut menyelenggarakan Seminar Internasional dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Angkatan Laut (HARSEKAL) 2023 secara daring dan luring di Auditorium1 Ladokgi R.E. Martadinata.
Acara yang mengusung tema “Research and Innovation to Enhance Human Resources of The Indonesian Medical Corps” dihadiri oleh peserta dari lingkungan TNI Angkatan Laut, perwakilan TNI Angkatan Darat, perwakilan Angkatan Udara, perwakilan Polri dan peserta dari luar negeri, beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Agus Subiyanto Menjabat KSAD, Christina DPR Bicara Netralitas TNI di Pilpres
Dr. drg. Yun Mukmin Akbar selaku koordinator menjelaskan acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi personel korps kesehatan khususnya di lingkungan TNI Angkatan Laut dalam aspek riset dan inovasi untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas negara.
“Kualitas sumber daya personel korps kesehatan merupakan kunci utama dalam menjalankan tugas negara di bidang kesehatan serta untuk meningkatkan riset dan inovasi dalam negeri. Penguatan sumber daya dalam bidang riset dan inovasi menjadi tantangan yang cukup besar untuk diatasi melalui kolaborasi bersama,” kata Yun Mukmin dalam keterangannya dikutip JPNN.com, Sabtu (28/10).
BACA JUGA: Korban Pembantaian Eks TNI AD Yotam Bertambah Menjadi 13 orang
Pada acara tersebut, Dinas Kesehatan TNI Angkatan Laut turut mengundang beberapa pembicara internasional yang ahli di bidangnya dari Amerika Serikat, Australia, Filipina, Jerman dan Kanada.
Dia menyebutkan personel korps kesehatan juga didorong untuk aktif dalam aktualisasi dan sosialisasi ke dalam dan luar negeri.
"Kehadiran para pembicara internasional pada acara seminar ini memberikan perspektif baru bagi kami mengenai riset dan inovasi di bidang kesehatan pertahanan maritim yang juga memiliki peran vital bagi keamanan nasional," lanjut Yun Mukmin.
Pembicara dari Amerika Serikat, Cpt Dr. Caitlyn Menicucci dalam paparannya menyampaikan soal Analisis Isotop dan Penerapannya dalam Forensik: Penerapan dalam Geoprofiling Unidentified Decedent.
Dia menjelaskan beberapa latar belakang dan penerapan analisis isotop dalam konteks ilmu forensik untuk menggambarkan kontribusi profil isotop terhadap penyelidikan orang yang meninggal tidak teridentifikasi dengan geoprofiling.
"Profil isotop jaringan manusia seperti tulang, gigi, rambut dan kuku memiliki potensi besar untuk penyelidikan forensik dengan memberikan informasi berharga mengenai riwayat hidup orang yang meninggal yang tidak teridentifikasi yang tidak dapat diperoleh dengan metode analisis lainnya," jelasnya.
Sementara itu, LtCol Prof. Marcus Schiller dari Jerman memaparkan mengenai riset kedokteran gigi di negaranya yang berfokus pada penggunaan snus oleh tentara Jerman serta perbandingan manfaatnya beralih dari rokok dan dampak pada kesehatan oral.
Dia menyebutkan penggunaan snus bertujuan untuk membantu tentara Jerman yang membutuhkan konsentrasi dari konsumsi nikotin selain merokok.
"Konsumsi snus tidak bebas risiko karena masih terdapat efek patologis pada rongga mulut akan tetapi ini menjadi pilihan lebih baik daripada merokok bagi tentara dan kami terpanggil untuk meneliti lebih lanjut dampak penggunaannya," ungkap Marcus Schiller.
Tak hanya itu, Dr. Rogelio F. Varela Jr dari Filipina membahas Unmasking the Impact of Cigarette Smoking on the Male Reproductive System.
Dia menyampaikan efek merokok yang berbahaya terhadap sistem reproduksi pria seperti potensi terjadinya penyakit batu ginjal, kanker ginjal, kanker prostat, disfungsi ereksi dan penyakit reproduksi lainnya.
“Untuk mencegah dan menghindari penyakit reproduksi pada pria akibat aktivitas merokok diperlukan upaya berhenti merokok atau beralih ke produk alternatif agar terjadi perbaikan kondisi kesehatan khususnya sistem reproduksi,” jelas Rogelio.(mcr8/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra