JAKARTA - Terdakwa kasus dugaan suap pengurusan izin Hak Guna Usaha (HGU) Siti Hartati Murdaya tak kuasa menahan tangis ketika membacakan nota pembelaannya (pledoi) atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (21/1).
Judul pledoinya "Masih Adakah Keadilan, Mengapa Air Susu Dibalas Air Tuba". Hartati merasa perusahaannya sudah berjasa besar membangun Kabupaten Buol. Namun, ia justru disodorkan pada kasus yang diklaim bukan salahnya.
"Saya sudah membuat kemajuan yang signifikan untuk Buol, dimana Buol tadinya merupakan kecamatan kecil hingga jadi kabupaten baru. Padahal selama ini saya sudah berjuang keras bagi bangsa dan negara saya tapi saya dituduh dalam kasus ini," ujar Hartati sambil menitikkan airmata.
Isak tangis sosialita itu semakin terdengar ketika ia menyampaikan akibat kasusnya ia tak bisa menghadiri pernikahan putranya.
Ia pun mengaku kian sedih harus terjerat kasus suap ini sehingga tidak bisa mendampingi suaminya Murdaya Poo saat merayakan ulangtahunnya.
"Saya tidak bisa menghadiri pernikahan anak saya, padahal itu kewajiban saya selaku seorang ibu," sambungnya.
Dalam pledoinya, Hartati menegaskan jika dirinya adalah korban dari inkonsistensi kebijakan pemerintah terhadap pengembangan invstasi di daerah. Selain itu dirinya menjadi korban dari ulah bupati yang meminta uang sumbangan Pemilukada. Seperti pada pernyataan-pernyataan sebelumnya, Hartati mengatakan tidak tahu menahu soal dugaan suap pada Amran. Hal ini karena anak buahnya Totok Lestiyo yang mengatur uang untuk pemilukada Amran senilai Rp2 miliar. Ia mengklaim hanya mengetahui soal uang Rp 1 miliar untuk keamanan perkebunan yang diberikan pada Amran.
Politisi Demokrat itu memohon kepada majelis hakim untuk memberikan putusan dengan pertimbangan hukum yang subjektif mungkin dan seadil-adilnya untuk menyatakan seluruh dakwaan jaksa tidak terbukti sehingga harus ditolah, serta membebaskan dirinya dan memulihkan seluruh nama baik dirinya.
"Ini merupakan praktek pelanggaran konstitusi yang bukan merupakan kesalahan dari saya dan karenanya saya harus dilepaskan dari dakwaan dan dibebaskan dari seluruh tuntutan," pungkas Hartati.(flo/jpnn)
Judul pledoinya "Masih Adakah Keadilan, Mengapa Air Susu Dibalas Air Tuba". Hartati merasa perusahaannya sudah berjasa besar membangun Kabupaten Buol. Namun, ia justru disodorkan pada kasus yang diklaim bukan salahnya.
"Saya sudah membuat kemajuan yang signifikan untuk Buol, dimana Buol tadinya merupakan kecamatan kecil hingga jadi kabupaten baru. Padahal selama ini saya sudah berjuang keras bagi bangsa dan negara saya tapi saya dituduh dalam kasus ini," ujar Hartati sambil menitikkan airmata.
Isak tangis sosialita itu semakin terdengar ketika ia menyampaikan akibat kasusnya ia tak bisa menghadiri pernikahan putranya.
Ia pun mengaku kian sedih harus terjerat kasus suap ini sehingga tidak bisa mendampingi suaminya Murdaya Poo saat merayakan ulangtahunnya.
"Saya tidak bisa menghadiri pernikahan anak saya, padahal itu kewajiban saya selaku seorang ibu," sambungnya.
Dalam pledoinya, Hartati menegaskan jika dirinya adalah korban dari inkonsistensi kebijakan pemerintah terhadap pengembangan invstasi di daerah. Selain itu dirinya menjadi korban dari ulah bupati yang meminta uang sumbangan Pemilukada. Seperti pada pernyataan-pernyataan sebelumnya, Hartati mengatakan tidak tahu menahu soal dugaan suap pada Amran. Hal ini karena anak buahnya Totok Lestiyo yang mengatur uang untuk pemilukada Amran senilai Rp2 miliar. Ia mengklaim hanya mengetahui soal uang Rp 1 miliar untuk keamanan perkebunan yang diberikan pada Amran.
Politisi Demokrat itu memohon kepada majelis hakim untuk memberikan putusan dengan pertimbangan hukum yang subjektif mungkin dan seadil-adilnya untuk menyatakan seluruh dakwaan jaksa tidak terbukti sehingga harus ditolah, serta membebaskan dirinya dan memulihkan seluruh nama baik dirinya.
"Ini merupakan praktek pelanggaran konstitusi yang bukan merupakan kesalahan dari saya dan karenanya saya harus dilepaskan dari dakwaan dan dibebaskan dari seluruh tuntutan," pungkas Hartati.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minim Kroscek, Bank Sering Bobol
Redaktur : Tim Redaksi