Haruskah Asupan Air Berubah Selama Puasa?

Kamis, 09 Mei 2019 – 23:40 WIB
Ilustrasi air putih. Foto: Pixabay

jpnn.com - Anda tentu sering mendengar bahwa setiap orang membutuhkan delapan gelas air sehari.

Menurut Tanya van Aswegen, Ahli Diet Klinis di Valiant Clinic Dubai, jumlah asupan air yang dibutuhkan sehari tergantung pada usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas seseorang.

BACA JUGA: Bolehkan Donor Darah Saat Sedang Puasa?

"Secara umum, minum antara 2,2 liter air untuk wanita dan 2,8 liter untuk pria sudah cukup," kata Aswegen, seperti dilansir laman Gulfnews, Minggu (5/5).

Air membentuk rata-rata 60 persen dari berat badan pada pria dan 50-55 persen pada wanita karena mereka memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi.

BACA JUGA: 7 Cara Cegah Bau Mulut Saat Puasa

Lalu bagaimana selama Ramadan?

Asupan air tidak meningkat selama bulan Ramadan. Cairan masih hilang secara bertahap sepanjang hari seperti air seni, melalui kulit dan ketika bernafas dan berkeringat, dan tubuh kita secara bertahap beradaptasi selama bulan Ramadhan sehingga lebih banyak air dikonservasi, siap untuk puasa berikutnya.

BACA JUGA: Pertamina MOR V Siagakan Satgas LPG Sejak Hari Pertama Puasa

Sekitar 20 persen dari asupan cairan kita berasal dari makanan yang kita makan, namun sebagian besar tergantung pada asupan cairan tambahan (80 persen) dari air, teh, kopi, susu, dan cairan lain.

Selama Ramadan, aturan yang sama tetap berlaku, namun, asupan air yang lebih tinggi mungkin diperlukan tergantung pada tingkat aktivitas dan kebiasaan makan.

"Mungkin Anda akan minum lebih banyak sup, susu, dan teh herbal, yang akan berkontribusi pada total kebutuhan cairan Anda untuk hari itu.

Tantangan selama Ramadan adalah memastikan Anda mendapatkan jumlah cairan yang cukup yang Anda butuhkan selama periode yang lebih singkat di hari itu," jelas Aswegen.

Sementara cairan membantu Anda tetap sehat dan berenergi, cairan juga mengontrol suhu tubuh, membantu pencernaan, membawa nutrisi ke seluruh tubuh Anda, bantal organ dan persendian, menghilangkan limbah dan menjaga usus Anda tetap teratur.

Secara alami, tubuh Anda kehilangan air dengan berkeringat, bernafas, dan toksifikasi.

"Tubuh tidak bisa menyimpan air sehingga ginjal menghemat air sebanyak mungkin dengan mengurangi jumlah yang hilang dalam urin. Ini adalah respons fisiologis yang normal bagi tubuh, selama bulan Ramadhan atau tidak," tambah Aswegen.

Dr. Nacrin Uddin, Konsultan Family Medicine di Medcare Medical Center mengatakan air adalah cairan terbaik untuk menjaga hidrasi, karena minuman Ramadhan lainnya mungkin mengandung banyak gula dan bisa mengakibatkan Anda mengonsumsi kalori ekstra.

Minuman bersoda bisa menyebabkan gas perut berlebihan, kembung dan merusak pencernaan.

"Dianjurkan untuk tidak minum air dalam jumlah besar sekaligus atau banyak selama makan dan mengganti jus yang manis dengan yang segar," jelas Dr. Uddin.

Makan makanan kaya cairan, seperti buah, sayuran, sup dan semur, sangat penting untuk menggantikan cairan yang hilang selama puasa dan untuk memastikan mulai hari berikutnya puasa terhidrasi dengan baik.

Selama berbuka puasa, penting untuk minum banyak cairan, dan mengknsumsi makanan yang kaya cairan, seperti buah, sayuran dan sup.

Jika tubuh sangat membutuhkan air, Anda bisa mewaspadai indikasi spesifik bahwa sebenarnya Anda mengalami dehidrasi.

Tanda-tanda dan gejala dehidrasi ringan termasuk kehausan, bibir dan mulut kering, kulit memerah, kelelahan, mudah marah, sakit kepala, pusing, pingsan, tekanan darah rendah, dan urin berwarna gelap dan berbau kuat.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ivan Gunawan Hindari Minum Es Selama Puasa


Redaktur : Yessy
Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler