JAKARTA – Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Putih Sari mengapresiasi upaya Badan Kehormatan (BK) DPR yang telah membuka data absensi Wakil Rakyat sepanjang 2012. Menurutnya, langkah itu merupakan terobosan untuk meningkatkan kinerja anggota DPR.
Namun, catatan penting Putih Sari dalam data absensi itu, harusnya BK mencantumkan penjelasan atau alasan ketidakhadiran anggota DPR yang bersangkutan. Sehingga kata dia, masyarakat mendapat informasi yang utuh sehingga tidak mengesankan bahwa yang tidak hadir itu pemalas atau kinerjanya buruk.
“Terkesan semua anggota Dewan yang dicantumkan dalam daftar adalah pemalas dan buruk kinerjanya. Langkah BK sendiri patut diapresiasi di tengah desakan publik yang menuntut transparansi kinerja Wakil Rakyat di Senayan,” kata Sari di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/5).
Putih Sari sendiri merasa dirugikan dengan pengumuman absensi yang tidak disertai keterangan ketidakhadiran. Apalagi dalam daftar itu, ia disebut memiliki tingkat kehadiran di bawah 50 persen dalam rapat paripurna.
Makanya, ia meminta Pimpinan BK untuk memperbaiki rilis daftar kehadiran paripurna selama November-Desember 2012 (Masa Sidang II Tahun Sidang 2012-2013). Perbaikan itu mesti disertai keterangan dan alasan. “Hal ini perlu diluruskan mengingat masalah tersebut menyangkut tanggung jawab saya kepada masyarakat khususnya di daerah pemilihan saya,” tegasnya.
Pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2012-2013 kehadiran Sari di Sidang Paripurna memang hanya 25 persen. “Saya mengaku bahwa selama November-Desember 2012, tingkat kehadiran memang jarang. Hal itu bukan tanpa sebab. Saat itu saya dalam keadaan hamil muda, di mana kondisi fisik sangat lemah akibat hiperemesis berat sehingga harus dirawat inap di rumah sakit selama lebih dari satu bulan,: ujarnya.
Anggota Komisi IX DPR ini meambahkan, ketidakhadirannya sudah dilaporkan melalui staf pribadi ke Sekretariat BK dan Pimpinan Fraksi Gerindra di DPR. “Laporan saya disertai dengan surat keterangan sakit dari dokter rumah sakit yang menangani,” pungkasnya. (awa/jpnn)
Namun, catatan penting Putih Sari dalam data absensi itu, harusnya BK mencantumkan penjelasan atau alasan ketidakhadiran anggota DPR yang bersangkutan. Sehingga kata dia, masyarakat mendapat informasi yang utuh sehingga tidak mengesankan bahwa yang tidak hadir itu pemalas atau kinerjanya buruk.
“Terkesan semua anggota Dewan yang dicantumkan dalam daftar adalah pemalas dan buruk kinerjanya. Langkah BK sendiri patut diapresiasi di tengah desakan publik yang menuntut transparansi kinerja Wakil Rakyat di Senayan,” kata Sari di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/5).
Putih Sari sendiri merasa dirugikan dengan pengumuman absensi yang tidak disertai keterangan ketidakhadiran. Apalagi dalam daftar itu, ia disebut memiliki tingkat kehadiran di bawah 50 persen dalam rapat paripurna.
Makanya, ia meminta Pimpinan BK untuk memperbaiki rilis daftar kehadiran paripurna selama November-Desember 2012 (Masa Sidang II Tahun Sidang 2012-2013). Perbaikan itu mesti disertai keterangan dan alasan. “Hal ini perlu diluruskan mengingat masalah tersebut menyangkut tanggung jawab saya kepada masyarakat khususnya di daerah pemilihan saya,” tegasnya.
Pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2012-2013 kehadiran Sari di Sidang Paripurna memang hanya 25 persen. “Saya mengaku bahwa selama November-Desember 2012, tingkat kehadiran memang jarang. Hal itu bukan tanpa sebab. Saat itu saya dalam keadaan hamil muda, di mana kondisi fisik sangat lemah akibat hiperemesis berat sehingga harus dirawat inap di rumah sakit selama lebih dari satu bulan,: ujarnya.
Anggota Komisi IX DPR ini meambahkan, ketidakhadirannya sudah dilaporkan melalui staf pribadi ke Sekretariat BK dan Pimpinan Fraksi Gerindra di DPR. “Laporan saya disertai dengan surat keterangan sakit dari dokter rumah sakit yang menangani,” pungkasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksa Mahmud dan Fathanah ke Rumah Hilmi Saat Idul Adha
Redaktur : Tim Redaksi