Hary Tanoe: 2019 Kesempatan Indonesia Tingkatkan Ekspor

Rabu, 13 Februari 2019 – 20:49 WIB
etua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo saat konsolidasi dan pemberian pembekalan caleg Partai Perindo untuk pemenangan Pemilu 2019 di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (13/2). Foto: Perindo

jpnn.com, KENDARI - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo berharap perekonomian dunia mulai stabil dan perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat (AS) berakhir pada tahun ini.

Dengan demikian, kata Hary, semua pihak bisa berkonsentrasi berdagang.

BACA JUGA: Hary Tanoe: NTT Butuh Kebijakan Tepat Sasaran agar Semakin Maju

"Ini kesempatan Indonesia meningkatkan ekspor," kata Hary setelah konsolidasi dan pemberian pembekalan caleg Partai Perindo untuk pemenangan Pemilu 2019 di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (13/2).

Sebagaimana diketahui, ekspor Indonesia pada 2018 mengalami penurunan sebesar 1,04 persen secara year on year (yoy).

BACA JUGA: Begini Cara Pemerintah Untuk Tingkatkan Ekspor Kendaraan Bermotor

Di sisi lain, impor mengalami peningkatan signifikan, yaitu 12,10 persen (yoy) .

Hary mengatakan, akar penyebab penurunan ekspor harus diketahui. Sebab, penurunan ekspor bisa diakibatkan oleh berbagai sebab.

BACA JUGA: Pemerintah Sederhanakan Aturan Ekspor Kendaraan Bermotor CBU

"Kalau permintaan ekspor turun, kita cari pasar baru. Kalau daya saing kita turun, kita benahi. Bagaimana bisa lebih produktif, lebih murah, dengan kualitas tetap sama," ungkap pria yang karib disapa HT itu.

Tantangan lainnya ialah Indonesia bisa mengekspor barang jadi di berbagai sektor. Mulai pertanian, perikanan, perkebunan hingga pertambangan.

Untuk perikanan misalnya, mulai penangkapan ikan, cold storage, hingga pengolahan harus dilakukan di Indonesia.

"Ke depan, kita harus mampu menggeser dari ekspor barang mentah ke barang jadi. Menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja," kata HT .

Di sisi lain, peningkatan impor harus diwaspadai karena hal itu bisa menggerus devisa. Bila devisa tergerus, hal tersebut akan memengaruhi nilai tukar rupiah di pasar. Tergerusnya devisa akan menurunkan nilai tukar rupiah.

HT menambahkan, ekonomi harus memperhatikan berbagai aspek secara keseluruhan.

"Fokus pembangunan ekonomi harus berpusat pada peningkatan konsumsi masyarakat, belanja negara, investasi asing dan dalam negeri dan ekspor serta pengurangan impor," ujar HT.

Untuk meningkatkan konsumsi, daya beli masyarakat harus diperbaiki, khususnya di beberapa daerah yang timpang yang diakibatkan penurunan di sejumlah sektor.

Karena itu, diperlukan distribusi proyek yang merata di setiap daerah untuk mempertahankan daya beli masyarakat.

"Investasi luar negeri dan dalam negeri juga harus digalang, dicari kiat-kiatnya agar tiap daerah bisa meningkat," ujar HT. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hary Tanoe Dorong Pembangunan Pariwisata NTB


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler