"Posisi Indonesia saat ini adalah negara yang paling prospek untuk investasi dan buka usaha menyusul krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropah. Membaiknya posisi ekonomi Indonesia itu hendaknya mendorong investor dan profesionnal Indonesia untuk berkiprah di Indonesia," kata Hary Tanoesoedibjo saat menjadi pembicara Dialog Tokoh Nasional dihadapan ratusan profesional Indonesia di KBRI Singapura, Selasa (17/7).
Dijelaskannya, kawasan Asia saat ini paling maju perekonomiannya di dunia sebagai dampak krisis ekonomi kawasan Eropa dan Amerika. Sedang untuk kawasan Asia, Indonesia merupakan negara yang paling siap menghadapi krisis karena perekonomiannya tidak bersandar kepada perekonomian ekspor.
Eropa krisis karena beban hutang sudah mencapai 70 persen dibanding GDP. Sementara kondisi usia masyarakatnya relatif 65 tahun ke atas. Akibatnya biaya utk tunjangan kalangan usia tua sangat tinggi, sementara kontribusi pajak hanya 35 persen. GDP negara-negara Eropa 50 persen didukung anggaran negara. Amerika juga mengalami hal yang sama setelah krisis akibat subprime mortage dan perubahan belum banyak terjadi. Pengangguran juga terus naik.
"Jadi tidak akan ada perbaikan dalam jangka waktu pendek. Sehingga pertumbuhan di Eropa dan Amerika juga akan terus turun," ujar politisi Partai Nasional Demokrat itu.
Negara yang paling terkena imbas terhadap penurunan pertumbuhan Amerika dan Eropah adalah China karena 70 persen perekonomiannya ditopang oleh ekspor dan mayoritas ke dua kawasan tersebut.
Beda halnya dengan Indonesia dengan jumlah penduduk 3 besar di Asia, memiliki jumlah usia produktif mencapai 70 persen atau sekitar 150 juta orang. Usia produktif ini membuat daya beli mereka juga tinggi, sehingga tingkat konsumsi juga tinggi. "Hal ini akan mendorong tingginya produktivitas industri dan PHK dengan sendirinya sangat rendah," ujar dia.
Menurut Hary, basis ekonomi Indonesia 63 persen adalah konsumsi, dimana 65 persennya digerakkan oleh private sektor yang relatif tahan terhadap inflasi sehingga daya beli masyarakat cenderung stabil.
Selain itu, sumber daya alam Indonesia seperti perikanan, pertambangan dan pertanian masih sangat besar tapi pemanfaatannya belum optimal.
"Belum optimalnya sektor perikanan, pertambangan dan pertanian Indonesia sesungguhnya potensi yang sangat luar biasa," tegasnya.
Dialog Tokoh Nasional di Singapora, diselenggarakan oleh Indonesia Profesional Association (IPA) bersama komunitas Rajawali 7 diikuti warga Indonesia di Singapura. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kata Anas Soal Kondisi Ekonomi
Redaktur : Tim Redaksi