Hasil KTT G-20, AS dan Eropa Beda Sikap

Senin, 17 November 2008 – 13:15 WIB
Presiden SBY (kiri) bersama para pemimpin negara G-20 di Washington DC.
WASHINGTON DC – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Negara Group 20 atau G-20 berakhir Minggu (16/11)Selama pertemuan dua hari di Washington DC, para presiden dan perdana menteri negara-negara anggota G-20 berusaha menemukan kesamaan mengenai penyebab krisis dan sektor-sektor yang perlu diperbaiki.
Melalui kesepakatan sepanjang 3.600 kata dalam lima halaman, para kepala negara dari tujuh negara maju (G-7) dan 13 perwakilan negara berkembang sepakat mendukung sejumlah langkah stimulasi ekonomi

BACA JUGA: Siswa Jumpalitan, Sekolah Ambruk

Termasuk pemotongan suku bunga oleh bank sentral di seluruh dunia serta berbagai paket stimulus ekonomi yang menjanjikan. 
G-20 meminta para regulator untuk memperbaiki kesalahan lembaga rating kredit (credit rating agencies) dan mengambil langkah cepat untuk mengurangi risiko pasar credit default swaps (CDS) yang tidak diatur, yang merupakan instrumen keuangan yang kompleks dan dapat membahayakan stabilitas keuangan. 
Mereka juga setuju untuk tidak meningkatkan rintangan perdagangan selama 12 bulan ke depan
Dan berjanji akan menghasilkan resolusi pada putaran pembicaraan perdagangan Doha, yang dimulai 2001, untuk membantu meliberalisasikan kebijakan perdagangan internasional

BACA JUGA: Raul castro Copot Menteri Investasi Dilengser

Kesepakatan G-20 juga mendesak para menteri keuangan menciptakan badan supervisi untuk institusi keuangan besar yang melakukan bisnis di seluruh dunia. 
Tidak semua delegasi menyatakan puas atas hasil yang dicapai dalam KTT G-20
Meskipun, tuan rumah Presiden AS George W

BACA JUGA: Chen Shui-bian Mogok Makan

Bush, yang masa jabatannya segera berakhir, mengklaim KTT G-20 ’’sangat produktif’’’’Ini merupakan langkah pertama yang sangat krusialDengan kata lain, ini merupakan awal serangkaian pertemuan,’’ kata Bush.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang mendesak Bush mengadakan KTT, mengakui cukup sulit untuk mencapai kesepakatan terhadap apa yang harus segera dilakukan guna mengatasi krisisApalagi, negara-negara Eropa memiliki beberapa perbedaan prinsip dengan AS dalam memandang penyebab krisis’’Saya sahabat ASNamun, jika Anda bertanya apakah itu mudah, No, itu tidak mudah,’’ ujar kepala negara yang gemar bergaya spontan itu setelah KTTDia mengakui, ada beberapa perbedaan dengan rekannya di AS’’Saya merasa penerbangan ke Washington kali ini bukan sebuah perjalanan untuk bersenang-senang,’’ tambahnya
Sarkozy dan beberapa pemimpin Eropa menginginkan kontrol pemerintah ditingkatkan, bahkan melampaui batas-batas internasional, untuk mengawasi pemberian kredit dan investasiNamun, gagasan itu ditentang Bush yang keras kepala mencegah campur tangan lebih jauh pemerintah terhadap pasar finansial
Presiden SBY dalam jumpa pers setelah KTT menegaskan, memang jangan berharap banyak bahwa pertemuan puncak seperti itu bisa menyelesaikan semua masalah dengan cepatNamun, pertemuan puncak seperti itu, lanjut presiden, tetap dibutuhkanApalagi, para kepala negara sepakat untuk bekerja lebih erat lagi dalam menyelesaikan krisis iniSebab, perekonomian negara-negara, dalam sistem ekonomi global seperti saat ini, juga bergantung kepada negara lain’’Karena itu, upaya yang dilakukan negara masing-masing dan upaya regional serta global tetap penting untuk mencari jalan keluar krisis keuangan yang terjadi sekarang ini,’’ tuturnya.
Presiden SBY mengaku puas poin yang digagasnya, yakni dibentuknya Global Expenditure Support Fund (GESP) untuk memastikan negara berkembang dapat mempertahankan perannya sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dunia masuk draf deklarasi’’Saya senang gagasan Indonesia itu diakomodasi dalam deklarasi,’’ katanyaPresiden berharap, dengan dukungan GESP, pemerintah dapat terus menjalankan berbagai program pengentasan kemiskinan
Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang menemani Presiden SBY selama pertemuan, juga mengungkapkan kelegaannya’’Semua yang kami harapkan sudah berhasil didapatMudah-mudahan ini dapat mengurangi kekhawatiran presiden,’’ ujarnya
Penilaian lebih pesimistis terhadap hasil KTT G-20 datang dari kalangan akademisiSimon Johnson, ekonom dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan mantan kepala ekonom IMF, mengatakan bahwa KTT G-20 gagal menemukan solusi mendasar untuk mengatasi krisis’’Jika untuk mendapat kesepakatan sesederhana itu, mereka tidak perlu bertemu dan mengadakan KTT,’’ ujarnya jengkel’’Satu-satunya yang baru dari KTT ini adalah ini pertemuan G-20, bukan G-7 lagi,’’ sindirnya.  
Beberapa pengamat sempat berharap agar pertemuan tersebut seperti ’’Bretton Woods II’’Yakni, sebuah pertemuan yang juga membahas perekonomian global pada Juli 1944Bretton Woods saat itu menghasilkan sistem pengelolaan moneter yang disepakati 44 negara untuk memperbaiki perekonomian setelah Perang Dunia Kedua. 
Pemimpin 20 negara sepakat akan bertemu kembali pada 30 April 2009 guna mengevaluasi perkembangan atas prakarsa yang mereka sepakati kemarinTanggal itu juga dipilih karena tepat 101 hari setelah presiden terpilih AS Barack Hussein Obama dilantikPresiden Prancis  Nicolas Sarcozy mengusulkan, KTT lanjutan itu diadakan di London, Inggris.
Pada KTT kemarin, Barrack Obama tidak dapat hadir dan mengirim mantan Menteri Luar Negeri Madeleine Albright dan mantan anggota kongres dari Partai Republik di Iowa, Jim Leach.  ’’Hanya ada satu presiden saat iniJadi, presiden terpilih meminta kami mewakilinya untuk menerima pandangan penting dari G-20,’’ ujar Albright dan Leach dalam penyataannya
’’Kami juga menyampaikan keinginan Obama untuk terus bekerja sama menghadapi tantangan global setelah dirinya dilantik pada Januari mendatang,’’ sambungnya.
Perdana Menteri Inggris Gordon Brown yakin bahwa Obama tidak akan menghancurkan kesepakatan yang dihasilkan pada pertemuan kali ini’’Apa yang kami putuskan hari ini – menggunakan langkah fiskal untuk memberikan stimulus perekonomian dan disepakati seluruh negara– sejalan dengan apa yang akan Obama lakukan,’’ ujar Brown. 
Ikut menyepakati hasil KTT adalah para pemimpin dari 19 negara dan wakil Uni EropaNegara-negara itu adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni EropaG-20 mewakili 90 persen perekonomian dunia dan 75 persen populasi dunia(AP/CNN/NYT/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sssst... Renegade Ada di White House


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler