jpnn.com, SYDNEY - Pemimpin Kiribati, Taneti Maamau, memenangi pemilihan presiden putaran kedua setelah berkampanye dengan mengusung program pro-Tiongkok.
Kemenangan Maamau dipastikan tak lama setelah negara pulau di Pasifik itu mengalihkan hubungan diplomatik dari Taiwan ke Beijing.
BACA JUGA: Hong Kong Diusik, Tiongkok Ancam Rakyat Taiwan
Hasil pemilihan dipastikan kepada Reuters oleh Pengadilan Tinggi Kiribati.
Sebelumnya, kampanye berlangsung sengit antara pemimpin pro-Beijing itu dengan pesaingnya , Banuera Berina, yang bersimpati kepada Taiwan.
BACA JUGA: Jet Tempur Taiwan dan Tiongkok Bertemu di Udara, Menegangkan
Maamau meraih kursi kepresidenan untuk masa jabatan empat tahun setelah mengumpulkan 26.053 suara sementara Berina 17.866 suara, menurut hasil penghitungan.
Maamau memenangi sebagian besar suara di 16 dari 23 daerah pemilihan.
BACA JUGA: Taiwan Paham Betul Cara Bikin Tiongkok Murka, Begini Salah Satunya
Hasil pilpres tersebut dengan demikian mengukuhkan hubungan diplomatik Tarawa dengan Beijing, dan mengakhiri upaya Taiwan mendapatkan kembali sekutu di Pasifik.
Taiwan tahun lalu terdepak dari persekutuan dengan Kiribati dan Kepulauan Solomon.
Taiwan saat ini mendapat pengakuan dari hanya 15 negara di seluruh dunia, yang empat di antaranya berada di kawasan Pasifik, yakni Kepulauan Marshall, Nauru, Tuvalu dan Palau.
Tiongkok menganggap Taiwan, yang demokratis, sebagai wilayahnya dan karena itu tidak punya hak menjalin hubungan luar negeri sebagai negara.
Meskipun wilayahnya tidak terlalu besar, Kiribati mengendalikan banyak daerah di kawasan samudra itu melalui serangkaian pulau karang yang dimilikinya.
Redaktur & Reporter : Adil