jpnn.com - JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran. Demikian hasil riset yang dilakukan INPOIN Center.
Menurut Direktur INPOIN Center Zainul Abidin Sukrin, ada beberapa hal yang menyebabkan pilpres berpeluang besar berlangsung dua putaran.
BACA JUGA: Anies Apresiasi Semangat Masyarakat Meresmikan Kampung Anies di Kalbar
Pertama, tidak ada incumbent pada Pilpres 2024 dan elektabilitas calon presiden-calon wakil presiden Pemilu 2024 hingga saat ini masih jauh dari angka 50+1 persen.
"Tidak adanya incumbent dari capres-cawapres mempengaruhi elektabilitas. Capres & Cawapres 2024, elektabilitas masih jauh dari 50+1 persen," ujar Zas dalam keteranganya, Selasa (26/12).
BACA JUGA: Bertemu Influencer di Ternate, Kaesang Angkat Isu Kesejahteraan Guru
Fakta lain, sosok capres-cawapres yang maju pada Pemilu 2024 tidak ada yang melampui citra Presiden Jokowi.
Merujuk pada dinamika pencapresan 2019 lalu, elektabilitas Jokowi-Amin di atas 50+1 persen.
BACA JUGA: Survei Indikator, Elektabilitas PSI Naik 200 Persen dalam 2 Bulan
Zas lebih lanjut mengatakan kepuasan terhadap kinerja Pemerintah Jokowi masih cukup tinggi dan hal tersebut sebenarnya menjadi kekuatan elektoral.
Namun, Jokowi hingga saat ini tidak terang-terangan menentukan dukungan, meski anaknya Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres mendampingi Capres Prabowo.
Menurut Sukrin hal tersebut cenderung menyebkan pilihan politik pendukung Jokowi menjadi terbagi.
"Kepuasaan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi cukup tinggi yaitu sekitar 70 persen. Namun potensi elektoral ini tidak tersalurkan pada satu capres-cawapres karena Jokowi tidak terang-terangan dalam memberikan dukungan," ucapnya.
Zas kemudian menyebut alasan lain kemungkinan Pilpres 2024 berlangsung dua putaran. Karena masing-masing pasangan capres-cawapres memiliki basis di kantong-katong pemilih di Pulau Jawa.
Hal ini sangat sulit untuk menggelar pilpres satu putaran.
Hasil riset Inpoin Center memperlihatkan pasangan Anies-Muhaimin menguasai DKI Jakarta dan memiliki kantong suara sebagian Jawa Barat dan sedikit di Jawa Timur.
Pasangan Prabowo-Gibran memiliki kantong suara di sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud memiliki kantong suara di Jawa Tengah dan sebagaian Jawa Timur.
"Dengan pemetaan basis dan kantong suara dari masing capres dan cawapres ini cenderung pilres 2024 masih sangat dinamis, apalagi di luar pulau Jawa masing-masing capres dan cawapres terus merebut pengaruh dan kekuatan," katanya.
Menurut Zas, pertarungan merebut suara di luar Pulau Jawa masih sangat ketat.
"Jadi, karena masih sangat dinamis dan perebutan kekuatan di luar basis dan kantong utama dari capres-cawapres, cenderung sulit untuk menggelar satu putaran," kata Zas.(gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Permukiman di Kalbar Bakal Disulap Jadi Kampung Anies
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang