jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi dari hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 23-24 Desember 2023.
Survei berjudul Peta Elektoral Pascadebat Capres-Cawapres itu melibatkan 1.217 responden, dengan menggunakan metode random digit dialing atau RDD (265 responden) dan double sampling atau DS (952 responden).
BACA JUGA: Momentum Natal, PDIP Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas dan Toleransi
Para responden merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki ponsel.
Margin of error dari survei ini sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
BACA JUGA: PDIP Yakin Mahfud akan Mengubah Konstelasi Politik saat Debat Melawan Gibran dan Cak Imin
Elektabilitas PDI Perjuangan bersaing ketat dengan Gerindra.
PDIP dalam survei teranyar Indikator memperoleh elektabilitas 19,1 persen, sedangkan Gerindra mengantongi 18,2 persen.
BACA JUGA: Insyaallah Ada Dukungan Kiai & Santri, Ganjar Diminta Tak Khawatirkan Hasil Survei
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan Golkar menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi ketiga dengan 9,3 persen.
"Golkar ada di peringkat ketiga," kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei secara daring, Selasa (26/12).
Berturut-turut setelah itu, partai dengan elektabilitas tertinggi keempat sampai kedelapan ialah PKB (7,8 persen), NasDem (6,2 persen), PKS (6,0 persen), PAN (4,5 persen), dan Demokrat (4,0 persen).
"Ini partai yang di atas parliamentary threshold empat persen," kata Burhanuddin.
Data Indikator juga menyebutkan PPP dan PSI memperoleh elektabilitas yang masih di bawah parliamentary threshold empat persen, yakni 2,8 persen serta 2,4 persen.
Namun, kata Burhanuddin, PPP dan PSI masih di angka toleransi kesalahan, sehingga masih bisa lulus ke parlemen.
"Saya tidak mau mengatakan PSI atau PPP tidak lulus, tetapi mereka harus strugling untuk bisa lulus dari lubang jarum," ujar alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Menurut Burhanuddin, partai yang memiliki elektabilitas di bawah partai yang dipimpin Kaesang bin Jokowi (PSI) terhitung sangat sulit untuk bisa menembus parlemen.
"Jadi, di luar itu agak berat," katanya.
Partai yang dimaksud ialah Perindo (1,7 persen), Ummat (0,8 persen), Hanura (0,8 persen), PBB (0,4 persen), Gelora (0,3 persen), Buruh (0,2 persen), Garuda (0,2 persen), dan PKN (0,1 persen). (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Aristo Setiawan