jpnn.com, JAKARTA - Peta elektoral menuju gelaran Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin dinamis. Kelompok-kelompok relawan mulai menyatakan diri mendukung para tokoh yang digadang-gadang bakal maju sebagai Calon Presiden (Capres), sangat tepat untuk mengetahui persepsi dan preferensi publik terhadap dinamika politik nasional.
Indonesia Network Election Survey (INES) menggelar survei untuk mengetahui tingkat popularitas, kesukaan dan elektabilitas parpol serta tokoh nasional yang berpeluang menjadi capres 2024 serta mengetahui preferensi masyarakat Indonesia terhadap parpol dan capres di 2024.
BACA JUGA: Memuluskan Airlangga Capres 2024, Amali Pimpin Konsolidasi Golkar di Sultra
Kemudian mengetahui alasan utama yang mempengaruhi preferensi masyarakat Indonesia dalam menentukan pilihan politik.
Survei dilakukan secara offline dalam rentang waktu 14 hari pada 20 Januari hingga 3 Februari 2022. Dengan Jumlah responden terpilih yang diteliti sebanyak 2058 Warga Negara Indonesia yang sudah berumur di atas 17 tahun.
BACA JUGA: Munas Mengamanatkan Airlangga Capres 2024, Partai Golkar Cari Rekan Koalisi
Penentuan jumlah responden menggunakan metode multistage sampling dengan margin of error kurang lebih 2,16 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dilakukan in depth interview dengan metode face to face di 34 provinsi terpilih sebanyak 390 kabupaten/kota.
Koordinator Survei Indonesia Network Election Survei (INES) Herry Soetomo mengatakan dari hasil temuan survei didapati sejumlah partai politik diprediksi tak akan lolos parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen sebesar 4 persen dalam perhelatan Pileg 2024.
BACA JUGA: Kolonel Hamim Tohari Serahkan Tugas dan Jabatan Kasrem Kepada Danrem 174 Merauke
Menurut Herry, hanya ada tujuh partai yang masih berada di atas ambang batas parlemen atau bisa mengirimkan kadernya untuk duduk sebagai anggota legislatif di Senayan.
"Elektabilitas Golkar berada di peringkat teratas dengan nilai 18,2 persen. Posisi kedua ditempati PDI Perjuangan dengan angka 15,2 persen, diikuti Partai Gerindra dengan 14,8 persen," kata Herry Soetomo.
Selanjutnya, posisi keempat ditempati oleh PKB dengan elektabilitas 7,4 persen, ditempel Partai Demokrat 5,2 persen dan PKS 5,1 persen. Partai Nasdem menjadi partai ketujuh yang lolos ke Senayan dengan nilai 4,7 persen.
"Dan, partai politik yang berada di bawah PT 4 persen adalah PAN 2,8 Persen, PPP 2,7 persen, Perindo 2,0 persen, PRIMA 1,8 persen dan Hanura 0,9 persen, Garuda 0,8 persen, PBB 0,6 Persen, PSI 0,5 persen, Partai Buruh 0,2 persen, Gelora 0,2 persen, Masyumi 0,1 persen, Ummat 0,1 persen. Sementara, untuk responden yang tidak menjawab atau tidak tahu 16,7 persen," beber Herry.
Herry mengungkapkan, melorotnya elektabilitas PDI Perjuangan yang tergeser oleh partai Golkar lantaran terpaan pernyataan Arteria Dahlan yang menyinggung penggunaan Bahasa Sunda oleh seoarang Kajati. Di mana Arteria Dahlan sempat meminta Kajati yang berbahasa sunda dalam rapat untuk dicopot dari jabatannya yang membuat kemarahan masyarakat suku sunda.
"Kenaikan elektabilitas Golkar tidak lain karena pengaruh dan kinerja Ketua Umumnya yang juga merupakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di kabinet Jokowi dan dianggap berhasil dalam memulihkan perekonomian nasional serta penanganan Covid-19. Begitu juga sikap politik yang ditunjukkan oleh Prabowo Subianto berhasil meningkatkan tingkat elektabilitas Gerindra, dimana suara PDI Perjuangan banyak beralih ke Gerindra juga," ungkapnya.
"Adapun partai Prima merupakan partai pendatang baru yang cukup diminati responden karena mengangkat isu 'oligarki' bahkan menyaingi beberapa partai lama," sambungnya.
Sementara itu, hasil survei elektabilitas Capres terhadap 2058 respoden dengan simulasi pertanyaan terbuka/on the spot ditanyakan pada responden, tokoh yang akan dipilih jika Pilpres digelar hari, hasilnya nama Airlangga Hartarto yang paling banyak dipilih dengan tingkat keterpilihan 10,7 persen dan Ganjar Pranowo dengan 9,1 persen membuntuti Prabowo Subianto dengan elektabilitas 9,7 persen.
Kemudian disusul oleh Moeldoko (5,1 persen), Ridwan Kamil (4,8 persen), Gatot Nurmantyo (4,3 persen), Anies Baswedan (4,1 persen), Muhaimin Iskandar (2,7 persen ), Puan Maharani (2,6 persen) dan Sandiaga Uno (2,4 persen).
Selanjutnya, Khofifah Indar Parawansa (2,4 persen), berikutnya Agus Harimurti Yudhoyono (2,2 persen), Tri Rismaharini (1,3 persen), dan Erick Thohir (1,1 persen).
“Ada pula Mahfud MD (1,0 persen), dan yang tidak memeilih atau menjawab pertanyaan tersebut sebanyak 36,9 persen," urainya.
Sedangkan, hasil survei elektabilitas Capres terhadap 2058 Respoden dengan simulasi pertanyaan tertutup, saat diberi pertanyaan “Jika Pilpres diadakan hari ini, siapakah tokoh yang akan dipilih menjadi presiden 2024?” melalui kuisioner dengan simulasi nama-nama yang tertulis di kuisioner.
"Didapati Airlangga Hartarto menempati urutan pertama dengan keterpilihan sebesar 29,2 persen. Diikuti Ganjar Pranowo tingkat keterpilihan sebesar 22,8 persen, Prabowo Subianto 17,8 dan Anies Baswedan memiliki keterpilihan sebesar 6,7 persen. Sedangkan Agus Harimurti Yudhoyono hanya mendapat 4,2 persen, Muhaimin Iskandar 3,2 persen dari total responden, dan yang tidak memeilih sebanyak 16,1 persen," ujarnya.
Sementara itu, hasil survei elektabilitas Capres terhadap 2058 Respoden dengan simulasi pertanyaan tertutup dengan nama 4 tokoh sipil dan 4 tokoh militer saat diberi pertanyaan “ Jika Pilpres diadakan hari ini siapakah tokoh ini yang akan dipilih menjadi presiden 2024?” maka hasil survei menunjukan keterpilihan tokoh sipil lebih tinggi dibandingkan tokoh militer
"Tingkat elektabilitas Airlangga Hartarto kembali memimpin dengan 29,8 persen. Kemudian Ganjar Pranowo 20,80 persen, dan Prabowo Subinato sebagai Tokoh militer memiliki tingkat elektabilitas 11,8 persen, kemudian Moeldoko yang juga berlatar belakang militer mantan Panglima TNI dipilih oleh 10,8 persen responden.
"Kemudian Gatot Nurmantyo mantan Panglima TNI 6,4 persen, Anies Baswedan 4,7 persen, Muhaimin Iskandar 3,3 persen dan di urutan terakahir Agus Harimurti Yudhoyono dipilih sebanyak 1,1 persen. Adapun yang tidak memilih sebanyak 11,3 persen," tambahnya.
Herry menuturkan, hasil survei menunjukkan masyarakat konsisten masih tetap menginginkan Presiden dari tokoh kalangan sipil. Ini dibuktikan dengan hampir di atas 50 persen atau 58,6 persen dari hasil survei tokoh kalangan sipil dipilih oleh 2058 responden. Sedangkan yang menginginkan Presiden dari kalangan militer hanya sebesar 30,1 persen.
"Jika Golkar dan PDI Perjuangan mengusung pasangan Airlangga-Ganjar maka diprediksi akan menang dalam satu putaran jika di pilpres ada 3 pasangan calon," pungkas Herry.(fri/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Friederich