jpnn.com, MALANG - Berdasar hasil survei Prodi Ilmu Politik FISIP UB (Universitas Brawijaya) - Jawa Pos Radar Malang, elektabilitas Moch Anton yang kini berstatus tersangka dan menjadi tahanan KPK, menempati posisi teratas mengalahkan dua pasangan calon wali Kota Malang.
Survei yang dilakukan terhadap 400 responden pada April 2018 itu melalui dua sistem. Pertama, tim menyodorkan pertanyaan kepada responden tanpa memberi pilihan nama-nama calon (unaided). Hasilnya, elektabilitas Anton sebagai petahana mencapai 44 persen. Sementara Ya’qud Ananda Gudban 29,5 persen dan Sutiaji 18,3 persen.
BACA JUGA: Elektabilitas Demokrat Naik Jika Usung Gatot Sebagai Capres
Pada sistem kedua, tim survei bertanya dengan memberikan pilihan nama-nama (aided). Hasilnya, Anton yang diusung PKB, Gerindra, dan PKS itu menduduki peringkat pertama, yakni 76 persen.
Sedangkan Sutiaji yang diusung Golkar-Demokrat 51,8 persen dan Nanda–panggilan Ya’qud Ananda Gudban– yang diusung koalisi gemuk hanya 46,8 persen. Koalisi partai yang mengusung Nanda adalah PDIP, PAN, PPP, dan Hanura.
BACA JUGA: Gerindra: Publik Menghendaki Perubahan Kepemimpinan Nasional
Sementara untuk popularitas calon wakil wali kota (cawawali) Ahmad Wanedi dan Sofyan Edi Jarwoko saling geser. Ketika 400 responden yang menyebar di lima kecamatan itu ditanya tim tanpa diberi pilihan nama-nama cawawali, popularitas Wanedi unggul dengan 3,2 persen. Syamsul Mahmud 2,4 persen dan Sofyan Edi Jarwoko 2,3 persen.
Namun, saat menggunakan sistem aided (bertanya dengan memberi pilihan nama), popularitas Edi unggul dengan 22,5 persen. Wanedi hanya 13,3 persen dan Syamsul 12,5 persen.
BACA JUGA: Pilpres 2019: Hasil Survei Ini Sungguh Mengejutkan
”Itu menandakan blusukan yang dilakukan Wanedi dan Syamsul tidak efektif,” ujar Ahmad Hasan Ubaid SIP MIP, salah satu anggota tim survei dari Prodi Ilmu Politik FISIP UB, di sela-sela memaparkan hasil surveinya di kantor Radar Malang, Selasa (8/5).
Anggota lain di tim survei FISIP UB M. Fajar Shodiq SIP MIP menambahkan, survei dilakukan dengan responden mayoritas berlatar belakang ibu rumah tangga, yakni 26,5 persen. Lalu, pegawai swasta 10 persen, pedagang kecil (10,8 persen), aparatur sipil negara (ASN) atau pensiunan (6,8 persen), pengusaha (6,3 persen), dan sisanya elemen lain. ”Margin error kami lima persen,” kata Fajar. (jaf/c2/dan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Tak Peduli Hasil Survei yang Mengunggulkan Jokowi
Redaktur & Reporter : Soetomo