jpnn.com, JAKARTA -
Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Philips J. Vermonte, memastikan tidak ada kesalahan dalam survei Poltracking Indonesia. Philips menegaskan Dewan Etik Persepi data yang digunakan Poltracking Indonesia pun sesuai dengan prosedur.
BACA JUGA: Ketua Persepi: Dewan Etik Tidak Bilang Ada Kesalahan Data di Poltracking
“Dewan etik tidak pernah bilang ini data (Poltracking) salah,” kata Philips dalam konferensi pers di Jakarta saat menjelaskan putusan dewan etik Persepi pada Sabtu (9/11/2014).
Pernyataan Philips menjelaskan bukti bahwa hasil survei Pilkada Jakarta 2024 dari Poltracking Indonesia sesungguhnya memenuhi prosedur proses survei saat pengambilan data responden.
BACA JUGA: Poltracking: Ridwan Kamil-Suswono Berpeluang Menang 1 Putaran
Pernyataan tersebut jua menguatkan bahwa hasil survei Pilkada Jakarta yang dirilis Poltracking Indonesia adalah sah.
Dengan demikian, penyataan Philips juga sekaligus membuktikan keputusan Dewan Etik Persepi tidak memiliki landasan keputusan yang jelas dalam memberikan sanksi pada Poltracking Indonesia atas perbedaan hasil survei yang dirilis.
BACA JUGA: Survei Poltracking: Elektabilitas RIDO Teratas, Dipilih Gen Z Sampai Milenial Matang
Sebagai informasi, Poltracking merilis hasil survei elektabilitas cagub-cawagub Jakarta pada Kamis, 24 Oktober 2024. Nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono unggul berdasarkan hasil survei Poltracking sebesar 51,6%, unggul dibanding Pramono Anung-Rano Karno.
Survei Poltracking Indonesia dilakukan pada 10-16 Oktober 2024 dengan menggunakan metodemultistage random samplingdan wawancara tatap muka. Poltracking pun mengambil sampel lebih besar daripada LSI, yakni 2.000 responden, dengan margin of error 2,2 persen.
Terkait data survei yang dirilis, Poltracking menjawab tuduhan Persepi dengan melalui konferensi pers mengekspose dataset Survei Pilkada Jakarta “Mengungkap Kebenaran” pada hari Jumat (8/11).
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR menegaskan data yang diberikan kepada Persepi baik pertama dan kedua sesuai dengan hasil dataset dashboard survei.
“Tidak ada perbedaan data sama sekali, sebagaimana yang dituduhkan. Jangan sampai karena belum diperiksa lebih detail, kemudian berkesimpulan data tidak sama. Data respondennya sama, meskipun pelabelan nama kuesioner berbeda dikarenakan proses verifikasi yang ketat dan berlapis,” jelas Hanta Yuda.
Lebih jauh, Hanta menyatakan siap membuktikan dua data yang diperiksa untuk diaudit lebih jauh oleh pihak yang lebih independent.
“Kami siap untuk diaudit membandingkan 2 data tersebut oleh pihak ketiga yang lebih kompeten dan independent," ungkapnya.
Selain itu dengan rekam jejak panjang yang sudah terbukti akurat, hasil survei Poltracking Indonesia tidak bisa diintervensi siapapun. Poltracking selalu menjaga kredibiltas dan tidak pernah mengubah data yang diambil dari lapangan.
“Poltracking berkomitmen menjaga kredibilitas. Terhadap hasil survei Pilkada Jakarta Oktober 2024. Tidak ada dan tidak pernah mengubah elektabilitas walaupun dalam skala 0,000000001% pun. Poltracking tidak pernah kompromi mengenai hasil dengan klien,” tegas Hanta Yuda.
Seperti diketahui, Poltracking Indonesia selalu menjadi lembaga survei paling akurat di berbagai kontestasi demokrasi.
Akurasi dan data yang presisi tersebut diraih melalui berbagai proses pengambilan data hingga pengolahan data yang ketat.
“Melalui SOP yang sangat ketat ini, tidak mungkin Poltracking mempertaruhkan reputasinya hanya untuk satu survei Pilkada Jakarta,” pungkasnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi