jpnn.com, BANTUL - Nilai hasil ujian bukan patokan segala-galanya karena setiap siswa memiliki potensi berbeda.
Itulah pesan moral yang ditekankan Kepala Sekolah SD Mutiara Persada Suwarna kepada wali murid saat pengumuman hasil ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Gimana Nih, Nilai Ujian Ratusan Siswa di Bawah 55
Surat cinta yang ditulis Suwarna itu kemudian memviral sepekan terakhir.
Suwarna menyatakan baru punya inisiatif menulis surat cinta menjelang pengumuman hasil USBN pada 9 Juni lalu.
Sebagian besar materinya menyadur pesan surat yang banyak beredar di dunia maya.
Nah, momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Satu per satu wali murid yang telah berkumpul di sekolah menunggu pengumuman hasil UASBN diberi surat cinta tersebut.
Kendati begitu, Suwarna tidak meminta mereka membuka langsung surat tersebut.
Suwarna terlebih dahulu menyampaikan wejangan. Sekaligus membuka pandangan wali murid mengenai terpuruknya hasil ujian nasional tahun ini, baik di level SD, SMP, maupun SMA.
''Nilai ujian bukan segala-galanya. Mereka sudah berusaha walau hasilnya jelek. Jangan dimarahi. Kasihan mereka!" ucap Suwarna menirukan wejangan yang disampaikannya sebelum 69 wali murid membuka surat cinta.
Tak pelak, seluruh wali murid yang hadir terharu. Mereka menangis dengan memeluk anaknya masing-masing.
Kala itu, Suwarna juga memotivasi wali murid dengan sedikit cerita tentang kesuksesan beberapa orang yang kurang berprestasi selama duduk di bangku sekolah.
Tidak sedikit di antara mereka yang meraih kesuksesan.
Walaupun, prestasi mereka kurang mentereng saat bersekolah.
Suwarna merasa perlu mengajak para wali murid berkontemplasi.
Keprihatinannya itu kian meledak saat membaca serentetan pemberitaan siswa nekat melakukan aksi bunuh diri gara-gara hasil unas.
Yang juga dia tidak pernah lupa adalah pengalaman pribadinya beberapa tahun lalu.
Ketika itu, salah seorang anak Suwarna menunjukkan hasil nilai ujiannya.
Tanpa sadar, mimik Suwarna memperlihatkan kekecewaan. Walaupun hasil nilai ujian sang anak sebenarnya memuaskan. Nilainya 36.
''Bapak, mbok ya tolong hasil usaha anak dihargai,'' tutur Suwarna menirukan ucapan salah seorang anaknya itu saat ditemui di ruang kerjanya di SD Mutiara Persada, Jalan Sumberan Baru, Sumberan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.
Pria yang juga menjadi kepala sekolah di SD 2 Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, itu baru menyadari bahwa konsep pengajaran dan pendidikan sesungguhnya tidak berpatokan kepada hasil nilai ujian.
Mengingat, potensi siswa tidak bisa disamakan. Hanya berdasar coretan angka di selembar kertas. (zakki/c4/ami/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia