Hasil UTS Anjlok, Kurikulum 2013 Disoal

Senin, 13 Oktober 2014 – 02:17 WIB

jpnn.com - TANGERANG - Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) yang dilaksanakan seminggu lalu baik tingkat SD, SMP, dan SMA se-Kota Tangerang anjlok. Sejumlah guru tingkat SD mengeluhkan kondisi ini. Sejatinya pelaksanaan ujian tersebut sekaligus sebagai evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013.

Guru SD di Kecamatan Benda Kota Tangerang, Titin mengungkapkan, secara umum hasil ujian anak jauh dari kata memuaskan bahkan dibawah standar kelulusan yang sudah ditargetkan pihak dewan guru. Dirinya menilai pelaksanaan kurikulum 2013 sebagai faktor penyebab anjloknya nilai anak didiknya.

BACA JUGA: Buku Ajari Siswa Pacaran Sehat, Tak Dibagikan

Salah satu alasannya yakni dikarenakan keterlambatan distribusi buku yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak optimal, dan pemahaman guru yang belum maksimal dalam penerapan kurikulum 2013. Hal itu ditambah lagi dengan sarana pendidikan yang kurang memadai dan siswa yang belum terbiasa dengan kurikulum baru tersebut, serta kesulitan siswa belajar di dalam rumah.

"Saya jadi mempertanyakan pelaksanaan kurikulum yang baru ini, bukan meningkatkan hasil evaluasi siswa malah menambah anjlok," katanya.

BACA JUGA: Tawarkan Beasiswa, Hadirkan Perwakilan Universitas dari Belanda

Senada disampaikan guru SD di Kecamatan Karawaci Kota Tangerang, Tatang mengungkapkan, hasil pembelajaran kurikulum 2013 dianggap belum berhasil. Karena hasil ujian siswa masih dibawah rata-rata standar kelulusan.

Ia menambahkan, sekolahnya yang sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai, anak didiknya masih memperoleh nilai yang tidak memuaskan.

BACA JUGA: Mesin Pencetak Braille Fasilitasi Didik Tunanetra

"Bagaimana dengan anak-anak yang berada di sekolah yang sarana prasarana yang kurang memadai? Kami saja yang lengkap dengan sarana dan prasarana masih kewalahan, dan nilai anak masih anjlok, bagaimana yang lain. Lantas apa yang salah dari kurikulum yang baru ini," keluhnya.

Dia meminta kepada pemerintah, dinas terkait, serta praktisi pendidikan untuk melakukan evaluasi bersama agar pelaksanaan kurikulum yang baru ini bisa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan aturannya.

"Hasil ujian ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita sebagai praktisi pendidikan, karena sebagai evaluasi pembelajaran yang akan digunakan setelah UTS ini. Selain itu, masih banyak yang harus diselesaikan dari kurikulum ini," tegasnya.

Dosen Pengembangan Kurikulum STAINU, Muhayar Ibnu Abdul Muqim mengungkapkan, hasil ujian ini membuktikan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 masih menjadi wacana dan belum bisa diaplikasikan secara menyeluruh.

"Bisa jadi, hasil ujian yang anjlok ini dikarenakan anak yang belum memiliki kesiapan dengan jumlah soal yang cukup banyak. Kemungkinan lain, anak merasa kesulitan belajar karena sistem tematik yang diterapkan membuat konsentrasi anak buyar dan tidak fokus ke salahsatu pelajaran dalam belajar," paparnya.

Muhayar menambahkan, butuh tahapan yang matang untuk merealisasikan kurikulum bari ini. Diawali dengan pematangan tenaga pendidik untuk dilakukan pelatihan-pelatihan, selanjutnya sarana prasarana pendukung, dan pelaksanaannya bertahap.

"Tengah semester ini menjadi evaluasi bersama, masih layak kah kurikulum 2013 ini diterapkan? Masih membutuhkan kajian lebih mendalam dan intensif," pungkasnya.(widiawati/aditya)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunjangan Sertifikasi Guru Telat Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler