Hasto Memotivasi Perwira TNI Mengeluarkan Ide Membangun Rancangan Pertahanan RI

Beri Kuliah Umum Geopolitik di Seskoal

Jumat, 12 Mei 2023 – 11:50 WIB
Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto memberi kuliah umum kepada siswa Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) TNI Angkatan ke-61 di Jakarta Selatan. Hasto memotivasi para perwira muda TNI agar membangun kultur untuk berani berimajinasi dan mengeluarkan ide tentang bagaimana merancang pertahanan negara Indonesia masa depan. Foto: Dokpri for JPNN.com.

jpnn.com - JAKARTA - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto memotivasi para perwira muda TNI agar membangun kultur untuk berani berimajinasi dan mengeluarkan ide merancang pertahanan negara Indonesia masa depan, sehingga benar-benar menjadi terkuat di dunia.

“Mari mulai hari ini, anda-anda semua para perwira siswa, kita berimajinasi bahwa TNI ke depan betul-betul jadi kekuatan terhebat. Bahwa semua itu mungkin, tak ada yang mustahil jika kita berani berimajinasi dan membuat ide disertai dengan sebuah tindakan strategis yang terukur,” katanya.

BACA JUGA: Anak Puan Maharani Bacaleg PDIP, Hasto: Sudah Pengaderan, Menginap di Sekolah Partai

Hasto menyampaikan itu dalam kuliah umum bertema “Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya” yang diikuti 118 siswa Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) TNI Angkatan ke-61 di Jakarta Selatan, Jumat (12/5).

Dalam kesempatan itu, Hasto juga mengajak para perwira itu untuk mengambil inspirasi dari aplikasi teori geopolitik Soekarno, yang menjadi topik disertasi doktoralnya di Unhan.

BACA JUGA: PMK 49 Tahun 2023: Ini Uang Makan & Lembur ASN dan Honorer, Uang Lauk Pauk TNI-Polri

Namun, Hasto terlebih dahulu memaparkan mengenai teorinya tersebut.

Pada intinya, pemikiran geopolitik Soekarno itu didasarkan pada ideologi Pancasila; bertujuan membangun tata dunia baru; berdasarkan prinsip bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme; pentingnya menggalang solidaritas bangsa berdasarkan prinsip koeksistensi damai (peaceful coexistence); serta berorientasi pada struktur dunia yang demokratis, sederajat dan berkeadilan.

BACA JUGA: Mayjen Denny: Dansat Harus Mampu menjadi Teladan bagi Prajurit TNI AD

Dia pun menyebut ada tujuh variabel geopolitik Soekarno, yaitu demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai serta sains dan teknologi.

Dari ketujuh itu, Hasto mengatakan bahwa dua variabel yang paling memengaruhi adalah politik dan diplomasi internasional, serta iptek.

Hasto lalu memaparkan bagaimana 7 instrument of national power tersebut harus disimulasikan menjadi kekuatan.

Hasto pun memberi beberapa contoh pengaplikasiannya.

Salah satunya, geopolitik digunakan oleh pemerintahan Presiden Soekarno untuk membebaskan Irian Barat.

Menyadari bila Irian Barat dikuasai asing akan menjadi pisau belakang kapitalisme yang setiap saat bisa menusuk Indonesia, maka dibangun kesadaran rakyat mengenai kesatuan dari Sabang sampai Merauke.

Lalu, pada 1955, Indonesia mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang hasilnya Dasasila Bandung, yang 7 dari 10 poinnya ialah demi pembebasan Irian Barat.

“Apa modalnya? Hanya hospitality kepada para negara peserta. Dengan berhasilnya KAA, legitimasi internasional Indonesia menjadi menguat. Kita dapat dukungan Asia Afrika. Sehabis itu, dikeluarkan Deklarasi Djuanda yang menaikkan wilayah kita 2,5 kali lipat tanpa perang,” ujar Hasto.

Nah, Hasto menegaskan bahwa inilah contoh dari kekuatan imajinasi dan ide. Oleh karena itu, katanya, TNI sekarang harus berani berimajinasi menjabarkan pemikiran Bung Karno, agar Indonesia memiliki kekuatan pertahanan terkuat di Samudera Hindia, sehingga bisa menjadi pintu gerbang masa depan dunia di Pasifik.

“Jangan berpikir punya uang atau tidak. Kuncinya ide, imajinasi, dan strategi serta mengambil prakarsa keterlibatan Indonesia di percaturan global sambil mengembangan penguasaan iptek," ujar Hasto.

Lebih lanjut Hasto menambahkan bahwa setelah KAA, Indonesia aktif di Gerakan Non Blok dan berbagai event internasional lain yang makin memperkuat pengaruh Indonesia.

Menurut dia, Indonesia menggunakan pengaruh itu untuk memperkuat pertahanan negara serta mengirimkan para pemuda ke luar negeri.

Pada saat itu, kekuatan militer Indonesia disebut sebagai kekuatan terhebat di belahan bumi bagian Selatan.

Pendanaan alutsista tidak lebih dari hasil dari strategi geopolitik yang ditopang sebagian oleh APBN.

“Dengan diplomasi luar negeri yang menyatu dengan diplomasi pertahanan, kita akan kuat,” lanjut Hasto.

Dia mengajak para perwira itu untuk memikirkan soal beberapa variabel kekuatan Indonesia terkini, dikaitkan dengan rancang bangun pertahanan Indonesia ke depan.

Yakni kekuatan demografi; tata ruang geopolitik Indonesia; sumber daya alam; komoditas strategis; kekuatan maritim dan potensinya serta bargaining Indonesia di dalam menjaga keseimbangan iklim global “Semua itu harusnya disimulasikan menjadi power kita,” tegasnya.

Selaku sekretaris jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto mengatakan bahwa geopolitik akan menjadi variabel yang penting untuk membangun masa depan Indonesia, khususnya di bidang pertahanan.

Maka, katanya, dalam visi misi Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung partainya, pemahaman geopolitik akan betul-betul dikedepankan.

“Kami saat ini sedang merancang visi misi calon presiden, Ganjar Pranowo, yang mana fungsi diplomasi luar negeri dan pertahanan harus jadi satu,” kata Hasto Kristiyanto dikutip dari keterangan tertulisnya.

Danseskoal Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada Doktor Hasto yang menyempatkan waktunya memberikan kuliah umum geopolitik kepada para perwira siswa. Secara keseluruhan, ada 118 perwira siswa dari semua matra di TNI plus Kepolisian RI, di angkatan ke-61 itu.

“Terima kasih atas kesediaan Doktor Hasto Kristiyanto untuk memberikan kuliah mata pelajaran geopolitik kepada sleuruh siswa,” kata Laksamana Muda Yoos. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler