Hasto Ungkit soal Presiden yang Mengarang Lagu, Reaksi Demokrat tak Terduga

Rabu, 27 Oktober 2021 – 13:01 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat (PD) Kamhar Lakumani menyebut pihaknya berprasangka baik atas pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang berbicara tentang komunikasi politik presiden tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu.

Dia merasa pernyataan Hasto tidak menyerang secara diam-diam kepemimpinan Indonesia di bawah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

BACA JUGA: Demokrat Benar-benar Kehilangan Sosok Sudi Silalahi yang Selalu Setia Bersama SBY

"Kami berbaik sangka bahwa itu bukanlah insinuasi terhadap Pak SBY, tidak pas, dan tidak relevan," kata Kamhar melalui keterangan persnya, Rabu (27/10).

Menurut alumnus Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan itu, PD memegang etika politik bahwa penguasa yang sedang memimpin tak patut dan pantas menjelek-jelekkan pendahulunya.

BACA JUGA: Demokrat Kubu Moeldoko: Semua Akan Diborong Oleh SBY

"Sebagaimana dahulu ditunjukkan pada masa pemerintahan SBY tak pernah menghakimi apalagi menjelek-jelekkan pemerintahan Bu Megawati," ujar Kamhar.

Eks aktivis HMI itu mengatakan negara dan rakyat sedang diterpa berbagai persoalan akibat pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Mengadu kepada Jokowi, Inul Daratista: Saya Cuma Rakyat Jelata

Semestinya semua elemen bangsa bersinergi dan berkolaborasi mengatasi persoalan akibat penularan virus SARS-Cov-2.

"Bukan malah sebaliknya," ujar dia.

Dia mengakui bahwa SBY memiliki karya berupa lagu semasa memimpin Indonesia. Bakat seni itu berkembang dan Presiden keenam RI itu mampu melukis setelah tidak lagi menjabat orang nomor satu di Indonesia.

"Ini bakat luar biasa sekaligus tanda keseimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang optimal dari Pak SBY," ungkap dia.

Hasto sebelumnya berbicara tentang kekosongan Jubir Presiden RI yang kosong sepeninggal Fadjroel Rachman.

Pria kelahiran Yogyakarta itu berharap sosok yang mengisi jabatan jubir paham akan suasana kebatinan Presiden Jokowi.

Selanjutnya, Hasto berbicara komunikasi politik dari ketiadaan Jubir Presiden RI. Sebab, komunikasi politik seorang Kepala Negara tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu.

"Komunikasi politik Presiden tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu atau menulis buku tebal. Namun, harus dilakukan proporsional, efektif dan menyentuh hal-hal yang bersifat strategis," kata dia. (ast/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Natalia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler