Hati-Hati Lho, Satu Hal Ini Bisa Bikin KAMI Kacau Balau

Rabu, 19 Agustus 2020 – 14:15 WIB
Sejumlah tokoh menghadiri deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8), antara lain Din Syamsuddin dan Jenderal Purn.Gatot Nurmantyo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI yang baru dideklarasikan oleh Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo Cs pada Selasa (18/8), dinilai punya satu hal yang bisa jadi kekuatan besar, sekaligus bisa melemahkan gerakannya.

Kelemahan itu yang diprediksikan bisa mengganggu kelompok itu sendiri nantinya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: KAMI dan Gatot Nurmantyo Mulai Garang, FPI Ikut Bersatu, Bang Ruhut Yakin Layu Sebelum Berkembang

"Salah satu tantangan KAMI ini kan mereka banyak tokoh yang memiliki pesona sendiri-sendiri. Nah itu bisa jadi kekuatan, sekaligus bisa menjadi kelemahannya," kata analis politik Hendri Satrio kepada jpnn.com, Rabu (19/8).

Bisa dibayangkan, kata Hendri, ketika kekuatan yang dimiliki tokoh-tokoh  KAMI disatukan maka akan menjadi besar dan kuat. Di sana ada akademisi Rocky Gerung, ekonomi Rizal Ramli, Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo.

BACA JUGA: Oalah, Ternyata Dubes Palestina Merasa Terjebak Hadir di Deklarasi KAMI, Dikira Acara Kemerdekaan RI

Kemudian, Rachmawati Soekarnoputri, pakar hukum tata negara Refly Harun, mantan sekretaris BUMN Said Didu, hingga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin.

Namun, dikhawatirkan para tokoh tersebut nantinya akan berjuang untuk kepentingan pribadi masing-masing.

BACA JUGA: Tokoh KAMI Gatot Nurmantyo Berpeluang jadi Capres, tetapi...

"Itu kan tokoh-tokoh luar biasa. Tetapi kalau kemudian mereka itu berjuang sendiri-sendiri untuk meningkatkan pesona masing-masing. Secara pribadi. Artinya meningkatkan popularitas dan elektabilitas pribadi, kacau balau itu KAMI," tutur Hendri.

Hal ini dikaitkan pendiri KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) ini dengan tahun politik 2024 mendatang. Di mana, bisa saja banyak tokoh yang ada di KAMI berkeinginan menjadi presiden.

"Misalnya, Gatot mau jadi presiden, Rizal Ramli mau jadi presiden, Din Syamsuddin mau maju juga jadi Capres, ya kacau balau lah. Enggak ada persatuannya itu. Nah, tantangannya ada di situ sebetulnya," jelas pengajar di Universitas Paramadina ini.

Hendri menyebutkan bahwa KAMI memiliki banyak figur potensial dengan karisma dan pesonanya masing-masing yang tidak bisa dibilang kecil. Walaupun bicara kans menjadi presiden, kemungkinannya tidak besar.

"Kalau ditanya siapa yang punya kans jadi presiden? Dari tokoh-tokoh kemarin, kecil semua kemungkinannya. Alasannya satu saja, mereka tidak punya partai. Kalau ada yang mau maju jadi presiden dari sekarang, ya harus punya partai dulu," tutur Hendri.

Namun demikian, Hendri memandang kehadiran KAMI ini baik untuk Indonesia dan alam demokrasinya. Sebab, gerakan seperti ini sebenarnya bukan hal baru karena sudah banyak organisasi serupa yang tumbuh d masyarakat untuk menyalurkan aspirasi pada pemerintah.

"Apakah ini (KAMI-red) menjadi hal baik untuk Indonesia, iya. Bagus untuk demokrasi. Mudah-mudahan bagus untuk selanjutnya," tandas Hendri.(fat/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler