Hati-hati Provokator, Pengunjuk Rasa Rusuh di Surabaya Bukan Elemen Buruh

Kamis, 08 Oktober 2020 – 21:59 WIB
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Foto: Antara

jpnn.com, SURABAYA - Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan para pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya kemudian berbuat ricuh, bukan dari elemen buruh.

"Ada beberapa anak-anak yang diamankan dan tidak mengerti esensi dari gerakan ini. Kami masih mendalaminya. Yang jelas bukan dari elemen buruh," ujarnya saat ditemui di halaman Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis (8/10) malam.

BACA JUGA: Surabaya Mencekam, Sejumlah Fasilitas Publik Dibakar, Anak Buah Risma Bilang Begini

Truno -sapaan akrabnya-, justru mengapresiasi buruh yang aksinya berjalan kondusif, namun diakuinya bahwa di lapangan ada beberapa yang perlu dievaluasi.

"Polda Jatim sudah mengantisipasi. Khusus di Surabaya dan Malang, memang ada insiden, butuh penindakan persuasif, namun juga tegas dan terukur," ucapnya.

BACA JUGA: Jenderal Ditangkap Saat Hendak Ikut Demo di DPR, Ada Bendera Palestina dan Jimat

Mengenai berapa jumlah pelaku kerusuhan yang diamankan, perwira menengah Polri itu belum mendapatkan datanya secara lengkap.

"Jumlah total, kami belum menerima data. Di depan Gedung Negara Grahadi ada seratusan orang yang diamankan. Di Malang juga seratusan orang diamankan," katanya.

BACA JUGA: Mahasiswi Kenalan dengan 2 WN Turki, Dicekoki Arak, Perkosaan Terjadi Malam dan Pagi

Sementara untuk motif pelaku dan dalang aksi kerusuhan tersebut, pihak kepolisian juga masih mendalaminya.

"Saya belum bicara data karena masih ada pendalaman dari intel. Untuk hukuman, kami lihat ada perusakan fasilitas umum," katanya.

Sementara itu, pihak kepolisian juga akan melakukan tes cepat kepada para pelaku kerusuhan.

Jika ditemukan yang reaktif, kata dia, maka segera dilakukan tes usap dan karantina bagi yang ditemukan positif.

"Kami akan lakukan tes cepat kepada mereka, apabila ada yang reaktif, maka dites usap. Jika positif maka dikarantina. Prosesnya akan dilakukan penegakan hukum," tuturnya.

Sebelumnya, pada aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, sempat terjadi kericuhan.

Massa aksi yang saling dorong dengan polisi, merusak pembatas kawat berduri, serta merobohkan pintu gerbang gedung negara tersebut.

Kerusuhan berlanjut di Jalan Basuki Rahmat, salah satunya pembakaran pos polisi depan Tunjungan Plaza. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler