Hattrick, Film Kritik Politisasi Sepakbola

Rabu, 02 Mei 2012 – 21:12 WIB

JAKARTA -- Film yang menceritakan futsal Indonesia "Hattrick" akan rilis pada 12 Mei mendatang. Film yang disutradarai oleh Robert Ronny ini juga berisikan kritik terhadap persepakbolaan Indonesia.

"Sepakbola itu adalah alat untuk menghibur rakyat. Pengalaman saya yang pernah ke negara-negara berkembang seperti Chili, Brazil dan Argentina, sepakbola itu benar-benar sebuah magnet, bisa memberikan semangat nasionalisme," kata Robert di FX Senayan Jakarta, Rabu (2/5).

Sayangnyan, kata dia, di Indonesia sepakbola masih terus dipolitisasi. "Kita sebenarnya ingin membuat film PSSI karena waktu itu PSSI sedang hujan kritik, ada ISL ada IPL. Ya sudahlah daripada kita main kubu-kubuan kita bikin yang fiksi saja, makanya idenya memunculkan underground," kata Robert.

Robert menjelaskan, casting pemain dalam film ini cukup panjang. Robert mencari pemain yang bisa akting sekaligus bisa bermain bola juga. "Hampir enam bulan kita mencari pemain," ungkapnya.

Hattrick menceritakan turnamen Underground Futsal bertaraf internasional berlangsung tanpa pernah diketahui khalayak. Bu Bos (Ira Wibowo), seorang janda pimpinan mafia punya ambisi meneruskan cita-cita suaminya memiliki tim futsal.

Toro (Lukman Sardi) ditunjuk sebagai pelatih futsal. Toro tahu pemain pilihannya punya skill bagus, meskipun mereka berbeda etnis dan berbeda latar kehidupan. Mereka juga punya masalah yang bisa mempengaruhi keutuhan tim.

Samuel kehilangan figur bapak, Alung yang menunggu pengakuan kewarganegaraannya, hingga Anand yang dihantui rasa bersalah setelah kematian ibunya. Tapi Toro justru yakin perbedaan mereka adalah kekuatan timnya. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Biasanya Lembut, Kini Jadi Mafia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler