SOLO - Sundulan kepala penggawa Persegres Gresik kembali menelan korban. Kali ini yang menjadi korbannya adalah Persija Jakarta. Sempat memimpin dua gol, Persija harus rela berbagi angka setelah ditahan imbang Persegres 2-2 dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) di Stadion Manahan, Solo, kemarin (12/2).
Sempat bermain imbang tanpa gol di babak pertama, Persija langsung tampil menggebrak dalam kurun waktu dua menit. Pedro Javier memecah kebuntuan melalui golnya di menit ke-53. Park Kyeong-min menambah keunggulan Macan Kemayoran dua menit kemudian.
Aldo Barreto terus menahbiskan dirinya sebagai jagonya heading dalam tujuh laga awal musim ini. Gol sundulannya di menit ke-75 membuat torehan golnya menjadi empat gol. Dan semuanya dari sundulan kepala. Gol tersebut melengkapi gol balasan Persegres yang diciptakan fullback Park Chul-hyung delapan menit sebelumnya.
Jika dihitung secara keseluruhan, penggawa Persegres lebih banyak menciptakan gol dari sundulan kepala. Jika diprosentase, kemungkinannya sampai 70 persen. Dari 10 gol yang dikumpulkan skuad asuhan Suharno itu dalam tujuh laga, tujuh di antaranya tercipta dari sundulan kepala.
Dengan tambahan satu poin, Persegres tetap meramaikan persaingan di posisi tiga besar klasemen sementara ISL. Apalagi, di laga lainnya Arema Cronous kembalu tersungkur di kandang PSPS Pekanbaru 0-1. "Padahal awalnya target kami di sini tiga poin. Tapi, satu poin saja saya rasa sudah cukup," ujar asisten pelatih Persegres Suwandi HS.
Suwandi mengakui, dua gol awal yang diciptakan Persija tak lepas dari kesalahan para pemainnya, terutama yang ada di lini pertahanan. Pertahanannya kurang fokus. Namun, dia memuji semangat juang anak asuhnya yang tidak drop mentalnya kendati tertinggal dua gol. "Pemain sudah berusaha maksimal, dan ini hasilnya," imbuh Suwandi.
Sementara itu, pelatih Persija Iwan Setiawan kecewa dengan permainan anak asuhnya. Mendominasi tapi tetap gagal memenangi pertandingan. Konsentrasi pemain disebutnya sebagai faktor penyebab kegagalan meraih tiga poin kandang ini. "Ini selalu jadi masalah kami. Padahal pemain sudah berulangkali saya ingatkan, tapi tetap saja itu terjadi," tutur Iwan.
Walaupun tidak sampai kalah, satu poin di kandang sendiri jelas bukanlah catatan yang bagus untuk klub sekaliber Persija. Dari enam laga, Persija hanya sekali mengemas tiga poin, dua kali hasil imbang, sisanya tumbang.
Terkait dengan prestasi buruknya itu, Iwan menyerahkan nasibnya ke manajemen. "Saya pasrah dan siap menerima evaluasi pihak manajemen," tandas dia. (ren/jpnn)
Sempat bermain imbang tanpa gol di babak pertama, Persija langsung tampil menggebrak dalam kurun waktu dua menit. Pedro Javier memecah kebuntuan melalui golnya di menit ke-53. Park Kyeong-min menambah keunggulan Macan Kemayoran dua menit kemudian.
Aldo Barreto terus menahbiskan dirinya sebagai jagonya heading dalam tujuh laga awal musim ini. Gol sundulannya di menit ke-75 membuat torehan golnya menjadi empat gol. Dan semuanya dari sundulan kepala. Gol tersebut melengkapi gol balasan Persegres yang diciptakan fullback Park Chul-hyung delapan menit sebelumnya.
Jika dihitung secara keseluruhan, penggawa Persegres lebih banyak menciptakan gol dari sundulan kepala. Jika diprosentase, kemungkinannya sampai 70 persen. Dari 10 gol yang dikumpulkan skuad asuhan Suharno itu dalam tujuh laga, tujuh di antaranya tercipta dari sundulan kepala.
Dengan tambahan satu poin, Persegres tetap meramaikan persaingan di posisi tiga besar klasemen sementara ISL. Apalagi, di laga lainnya Arema Cronous kembalu tersungkur di kandang PSPS Pekanbaru 0-1. "Padahal awalnya target kami di sini tiga poin. Tapi, satu poin saja saya rasa sudah cukup," ujar asisten pelatih Persegres Suwandi HS.
Suwandi mengakui, dua gol awal yang diciptakan Persija tak lepas dari kesalahan para pemainnya, terutama yang ada di lini pertahanan. Pertahanannya kurang fokus. Namun, dia memuji semangat juang anak asuhnya yang tidak drop mentalnya kendati tertinggal dua gol. "Pemain sudah berusaha maksimal, dan ini hasilnya," imbuh Suwandi.
Sementara itu, pelatih Persija Iwan Setiawan kecewa dengan permainan anak asuhnya. Mendominasi tapi tetap gagal memenangi pertandingan. Konsentrasi pemain disebutnya sebagai faktor penyebab kegagalan meraih tiga poin kandang ini. "Ini selalu jadi masalah kami. Padahal pemain sudah berulangkali saya ingatkan, tapi tetap saja itu terjadi," tutur Iwan.
Walaupun tidak sampai kalah, satu poin di kandang sendiri jelas bukanlah catatan yang bagus untuk klub sekaliber Persija. Dari enam laga, Persija hanya sekali mengemas tiga poin, dua kali hasil imbang, sisanya tumbang.
Terkait dengan prestasi buruknya itu, Iwan menyerahkan nasibnya ke manajemen. "Saya pasrah dan siap menerima evaluasi pihak manajemen," tandas dia. (ren/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Kaki Juve di Perempat Final
Redaktur : Tim Redaksi