jpnn.com, JAKARTA - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengomentari kontroversi hibah Rp 2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio kepada Polda Sumatera Selatan, yang hingga saat ini tidak jelas pencairannya.
Dana Rp 2 triliun sebelumnya disebut akan diserahkan sebagai hibah untuk membantu penanganan korban Pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Pemerintah Perpanjang PPKM Level 4, Epidemiolog UI Bilang Begini
Yenny menilai kontroversi yang terjadi menjadi contoh banyak orang saat ini sedang mengalami krisis akal sehat.
"Meskipun percaya bahwa selalu ada malaikat dan keajaiban, peristiwa ini mengingatkan kita untuk selalu rasional dalam menghadapi apa pun. Ojo kagetan," ujar Yenny dalam keterangannya, Selasa (3/8).
BACA JUGA: 4 Orang Dekat Akidi Tio Dipulangkan, Termasuk Dokter Pribadi
Yenny kemudian mengajak semua anak bangsa kembali mengedepankan akal sehat.
Dia menilai dengan mengedepankan akal sehat, maka Indonesia akan tetap kuat meski saat ini COVID-19 masih melanda.
BACA JUGA: Polisi Bakal Kawal Ketat Rumah Putri Akidi Tio, Memang Statusnya Apa ya?
"Orang semestinya curiga, kok bisa ada yang menyumbang dua triliun, benar apa enggak, sehat mentalnya atau enggak? Jangan sampai satu negara ikut kebobolan. Covid-19 memang membuat kita nyaris putus asa, tetapi jangan sampai kehilangan akal sehat," ucapnya.
Yenny juga mengingatkan untuk menyaring semua informasi terlebih dahulu.
Jangan begitu saja diterima bulat-bulat, lantas kemudian dipublikasikan.
"Jadi, sangat penting perlu dilakukan verifikasi dulu sebelum dikeluarkan ke publik," katanya.
Geger Akidi ini mengingatkan putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid pada heboh Bruneigate yang terjadi di era ayahnya beberapa waktu lalu.
Ketika itu parlemen menekan keras. Setelah Tim Kejagung memverifikasi langsung pada Kesultanan Brunei, baru akal sehat tegak kembali.
Yenny Wahid meminta publik 'ojo kagetan' sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh kabar dan informasi.
Yenny juga teringat dengan geger Menlu Adam Malik menerima secara resmi seorang ibu hamil yang mengaku bayi dalam kandungannya bisa bicara.
Menurut Yenny, aparat ketika itu tidak mengedepankan rasio, sehingga meloloskan penipu diterima menteri utama kabinet.
"Hilangnya sense of rasionalitas," tandas Yenny Wahid.
Cut Zahara Fona nama ibu hamil yang menyebut bayi dalam kandungannya bisa bicara.
Dia diterima Menlu Adam Malik di kediaman resmi.
Adam Malik kemudian mendengarkan 'bayi bicara', lalu heboh pers memberitakan.
"Publik geger juga. Belakangan Cut Zahara ketahuan bohong. Ternyata suara bayi adalah suara tape recorder yang diumpetin di perut," katanya.
Untuk itu Yenny meminta semua pihak kembali mengedepankan rasionalitas.
"Pandemi Covid-19 memang membuat semua nyaris putus asa, tetapi jangan sampai kehilangan akal sehat. Mari berbuat sebisa kita membantu sesama dalam keadaan serba sulit saat ini," pungkas Yenny.(gir/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang