jpnn.com - PEKANBARU - Citra Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kembali tercoreng. Kasus memalukan terjadi di kampus IPDN Riau, di Rokan Hilir (Rohil). Kejadian sudah tahun lalu, dicoba ditutup-tutupi, namun akhirnya terungkap.
Memang, Direktur IPDN Riau di Rohil, Rizka Utama, membantah pernyataan Mendagri Tjahjo Kumolo perihal kasus pemerkosaan di sekolah calon pamong itu. Tapi ia mengakui memang ada kasus asusila di sana.
''Jika terjadi pemerkosaan, kasus ini tentu ditangani kepolisian, bukan komisi disiplin,'' sebutnya pada Pekanbaru Pos (Grup JPNN), Senin (6/7).
Rizka menjelaskan, ada enam orang praja di kampus yang dipimpinnya, yang telah melakukan tindakan pelanggaran moral berat. Untuk itu, Komisi Disiplin dari IPDN Pusat telah melakukan pemeriksaan.
BACA JUGA: Kenapa sih, Baru Sebulan Nikah kok Pilih Mati dengan Cara seperti Ini?
''Enam orang itu terdiri dari dua orang perempuan dan empat laki-laki. Kedua cewek itu, satu melakukan (perbuatan amoral) dan yang satu (perannya, red) menawarkan kawannya itu,'' jelasnya.
Jadi, di antara para Praja itu, ada yang menjadi semacam mucikari. Targetnya adalah teman-temannya sesama Praja. Transaksi esek-esek itu dilakukan oleh Praja perempuan berinisial W dari Jawa Timur.
Sedang Praja perempuan dari jawa Tengah, inisial, R, yang menghubungkan W dengan Praja pria lainnya. Ada empat Praja pria yang diketahui terlibat dalam tindakan asusila tak biasa ini.
''Semuanya sudah ditangani komisi Disiplin IPDN Jatinangor dan sudah diberhentikan semua,'' tegas Rizka.
Menurut Rizka, transaksi seks di lingkungan pencetak abdi negara itu, sudah terjadi sejak setahun lalu. ''Jadi bukan baru terjadi, sudah lama,'' katanya.
BACA JUGA: Alamak! Pisang Berjantung Lima Dijadikan Obat Gatal
Hal ini pula kata Rizka, yang akan diklarifikasinya kepada Mendagri Tjahjo Kumolo di Jakarta. Ia menolak pernyataan Mendagri yang akan melakukan rotasi, karena ketidakbecusan kepemimpinannya di kampus IPDN.
''Memang sudah ada rencana rotasi di seluruh IPDN di Indonesia. Jadi bukan karena ada kasus pemerkosaan. Tidak benar karena itu,'' ujarnya.
BACA JUGA: Mal Centre Point Sudah Bisa Dieksekusi
''Saya akan coba luruskan kepada Pak Mendagri soal informasi yang sebenarnya, bukan pemerkosaan, melainkan amoral saja,'' katanya.
Rizka menjelaskan bahwa di IPDN sendiri memberlakukan aturan yang cukup ketat. Para praja dididik dengan kedisiplinan tinggi. ''Mereka saja kita larang untuk berpacaran. Namun karena kondisi lingkungan dan pengawasan, makanya sempat ada kecolongan,'' sebutnya.
Kasus "pemerkosaan" di kampus IPDN Riau ini diungkap Tjahjo Kumolo beberapa waktu lalu saat kunjungan kerja di Riau.
''Kasus pemerkosaan itu sudah parah, jadi baik praja yang melakukan maupun pengawas harus dievaluasi,'' ujar Tjahjo akhir pekan lalu.
''IPDN Riau diganti, gagal memimpin. Banyak masalah di kampus IPDN Riau,'' ujar Tjahjo.
Perihal kejadian ini juga mendapat tanggapan dari Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rahman. Pihaknya berusaha sudah menutupi kasus tersebut. Namun demikian sudah diungkap langsung Mendagri dan Pemprov Riau harus siap memfasilitasi.
''Kita sudah menutupinya, tapi Mendagri sudah membuka. Apa boleh buat, yang terjadi di IPDN, ya kita siap membantu,'' kata Plt Gubri.(c/Abe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Ganteng Dibuang di Tempat Sampah, Alhamdulillah...Masih Hidup
Redaktur : Tim Redaksi