SEORANG pejalan kaki, Ningsih, 35, tewas seketika di pintu perlintasan kereta kawasan Pondokkopi, Durensawit, Jakarta Timur, Jumat (30/3). Saat menyeberangi rel, Ningsih beradu dengan kereta listrik (KRL) berkecepatan tinggi.
Informasi di lapangan menyebutkan, Ningsih kurang berhati-hati saat menyeberangi rel sehingga tidak menyadari ada KRL dari arah Bekasi yang melaju kencang. Sejumlah pelajar SMP di lokasi tersebut sebenarnya sudah meneriaki Ningsih.
Namun Ningsih seolah tak mendengar teriakan peringatan itu. Tak ayal Ningsih terserempet KRL hingga tewas di tempat. Lokasi kejadian tersebut tepatnya di ujung Jalan I Gusti Ngurah Rai, sekitar 100 meter dari Stasiun Pondokkopi.
Korban diketahui sebagai warga RT 17/08, Kelurahan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Suami korban, Maulana, 40, saat ditemui di rumahnya, mengatakan, sebelum tewas istrinya itu pamit pada dirinya untuk pergi ke rumah adiknya, Mira, 30, di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Namun ternyata istrinya itu pamitan untuk selama-lamanya. Belum juga setengah jam berpisah setelah pamitan, Maulana mendengar kabar dari tetangga bahwa isterinya tewas terserempet kereta api. Diapun langsung mendatangi ke lokasi kejadian guna memastikan kabar dari tetangganya itu. Ternyata benar adanya, isterinya sudah tergeletak di bantaran rel kereta api dan sudah tak bernyawa lagi.
"Saya sebenarnya sudah mendapatkan firasat buruk. Karena tadi pagi, saat sarapan, isteri saya bilang. Katanya rumah kita akan didatangi banyak orang nanti sore. Ternyata kalimat isteri saya itu sebagai firasat buruk, karena isteri saya malah tertabrak kereta api," ujar Maulana yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan.(dni/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSK dan Gepeng Serbu Bogor
Redaktur : Tim Redaksi