Program penanganan banjir yang akan dilakukan adalah menjadikan kawasan utara Jakarta sebagai water front city. Waduk akan dibangun untuk menampung volume air dari 13 sungai besar yang melintasi Jakarta. Waduk juga akan mengurangi risiko rob air laut yang sering melanda kawasan utara Jakarta. Bahkan bisa dijadikan sarana rekreasi bagi warga untuk melepas lelah. “Kalau saya mampu membangun 3 waduk di Jakarta, salah satunya tentu bisa digunakan sebagai sarana pembangkit listrik,” katanya.
Pembangunan waduk di Jakarta bukan tidak mungkin, justru wajib hukumnya bagi Kota Jakarta. Lokasi yang bisa dibangun waduk di antaranya, Cengkareng dan Kamal Muara. Selain itu, Hendardji juga bertekat untuk menangani banjir dengan merevitalisasi sungai di Jakarta. Selama ini normalisasi sungai hanya janji tanpa realisasi nyata. Sungai di Jakarta harus memiliki kedalaman yang cukup, sehingga debit volume airnya terkontrol mengalir dengan baik. Kondisi kiri dan kanan sungai harus steril dari pemukinan kumuh dan dilakukan penghijauan untuk membantu resapan air. Sementara warga pemukiman kumuh akan dibangunkan rusunami dengan harga sewa di bawah Rp 100 ribu sehingga terjangkau.
Untuk kawasan Selatan Jakarta, kata dia, harus dijadikan barrier eco system atau kawasan yang berfungi sebagai daerah resapan air. Selatan Jakarta harus benar-benar menjadi bagian terpenting terciptanya ruang terbuka hijau 20 persen. Bagi pria yang akrab disapa Bang Adji ini, penanganan banjir di Jakarta bukanlah hal yang sulit kalau didasari dengan tekat dan kemauan besar.
“Kita bisa mencontoh kota seperti Amsterdam Belanda yang meski berada di bawah permukaan air laut, namun tidak pernah kebanjiran. Jakarta harus bebas banjir, itu target utama saya maju mencalonkan diri sebagai gubernur DKI lewat jalur perseorangan,” janjinya. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Majunya Cahyo Tunggu Perintah DPP PDIP
Redaktur : Tim Redaksi