jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo merasa heran dengan anomali harga bahan pokok pangan, seperti beras yang mengalami kenaikan di pasar. Sementara, harga gabah di petani mengalami penurunan.
"Saya lihat di lapangan harga gabah kering turun 5 persen, tetapi harga berasnya naik 0,4 persen. Ini ada apa? Tolong dilihat betul lapangannya. Lapangannya dicek betul. Ini pasti ada masalah. Kalau harga gabah kering giling turun, mestinya harga berasnya juga ikut turun," kata Jokowi, membuka rapat terbatas tentang Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (21/4).
BACA JUGA: HNW: Jokowi Jangan Hanya Larang Mudik, Internet Juga Harus Gratis
Jokowi mengatakan fenomena perbedaan harga ini sangat merugikan petani dan masyarakat.
Oleh karena itu, Jokowi meminta Kementerian Perdagangan turun ke lapangan untuk mencari tahu penyebab kenaikan harga ini.
BACA JUGA: Produksi Padi Aman, Harga Beras Stabil
"Petaninya enggak dapat untung, harga berasnya naik, masyarakatnya dirugikan. Ini yang untung siapa? Dicari," kata Jokowi.
Di samping itu, Jokowi juga melihat kenaikan harga terhadap sejumlah komoditas pangan. Bahkan, kenaikan itu terjadi terhadap gula yang selama ini harganya tidak pernah bergerak.
BACA JUGA: Pengumuman! Bogor Kritis Tenaga Medis
"Minggu kedua April, saya lihat yang masih naik harga daging sapi, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, gula, dan harga yang turun daging ayam," kata Jokowi. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga