Ia menegaskan, SBY harus bersikap tegas sebagai pucuk pimpinan untuk bisa menyelesaikan polemik dua lembaga itu. "Kalau SBY tidak muncul, orang mau percaya siapa lagi?" kata Hamdi, kepada wartawan, Minggu (7/10), di Jakarta.
Dia membandingkan sikap Presiden menyikapi kasus ini dengan kasus video mesum Ariel Peterpan. Hamdi pun heran, ketika kasus Ariel Peterpan dulu SBY mau ngomong.
Memang menurutnya, waktu itu kasus Ariel adalah kasus pribadi. Sedangkan kisruh yang terjadi antara KPK-Polri sekarang ini presiden lebih hati-hati. "Karena ini masalah politik, jadi berat. Kalau dia salah ngomong, salah ambil sikap, luar biasa dampaknya," kata Hamdi.
Ia menambahkan, untuk masalah ini presiden bersikap terlalu hati-hati. "Tapi hati-hati yang menyebalkan," ujarnya.
Menurut Hamdi, sekarang tidak butuh presiden yang hati-hati. "Tapi, presiden yang tegas sekarang," tegas Hamdi.
Dia mengingatkan, kalau kisruh ini dibiarkan berlarut-larut akan berdampak luar biasa kepada publik. Katanya, bisa jadi publik tidak mau patuh bayar pajak, dan lebih memilih turun berdemo dan kondisi ini bisa membuat kejadian seperti aksi 1998 terulang lagi. "Padahal ini bisa diselsaikan dengan gampang oleh presiden," ungkap Hamdi. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Ambil Alih Kisruh KPK Polri
Redaktur : Tim Redaksi