jpnn.com, JAKARTA - Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) selama Januari hingga Februari 2023 memetakan kawasan yang rawan bencana.
Menurut dia, DKI Jakarta bisa belajar dari pengalaman berbagai kota lainnya selama menghadapi bencana, seperti kasus gempa bumi di Cianjur beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, BNPB Mengingatkan Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem
Hal ini dipaparkan Heru Budi saat mengunjungi Kantor BNPB di Matraman, Jakarta Timur.
"Jadi, ada beberapa hal yang akan kami sikapi. Salah satunya, Kepala BNPB menyarankan kepada kami untuk ada pencegahan dan pembelajaran melihat kejadian dari kota lainnya, banyak bencana dan menimbulkan kerugian yang cukup besar,” ujar Heru, Selasa (27/11).
BACA JUGA: Tahun Baru Sebaiknya di Rumah Saja, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Ada
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyarankan agar dalam perencanaan infrastruktur maupun fasilitas bangunan milik Pemprov DKI mesti mampu menahan goncangan gempa di atas tujuh skala richter (SR).
“Ini harus bisa di-design, sehingga pencegahannya terlaksana," kata dia.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Hari Ini Selasa, Warga di Jabodetabek Simak Peringatan BMKG
Di lokasi yang sama, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan bahwa DKI Jakarta merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi bencana yang cukup tinggi.
Hal ini juga berkaitan dengan potensi bencana banjir tahunan, sehingga harus disikapi secara tepat dan responsif.
"Walaupun tidak ada gunung berapi juga (di Jakarta), kalau berdasarkan pengalaman sejarah juga ada beberapa potensi terkait gempa. Ini juga perlu disikapi untuk menentukan langkah-langkah yang harus kita laksanakan,“ ujar Suharyanto. (mcr4/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi