Hidayat: Hentikan Stigma Negatif Tentang Islam

Minggu, 04 Juni 2017 – 08:23 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat berceramah di hadapan ratusan jemaah Tabligh Akbar Ramadhan Fest di UIN Syarief Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (3/6) malam. Foto: Humas MPR

jpnn.com, TANGERANG - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan umat Islam terutama generasi muda Islam harus mengenal dan memahami negerinya sendiri antara lain sejarahnya.

Hal ini penting agar umat Islam terutama generasi mudanya tidak merasa terasing di negerinya sendiri. Apalagi saat ini banyak sekali wacana-wacana, tudingan-tudingan yang banyak memojokkan umat Islam terutama kaitannya dengan Pancasila dan NKRI serta kebinekaan.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan: Memperjuangkan Hak-hak Perempuan Itu Pancasilais

"Fakta sejarah tak terbantahkan, kemerdekaan Indonesia yang diraih juga ada andil kalangan Islam terpelajar terutama mereka yang terhimpun dalam Panitia 9," kata Hidayat dalam ceramahnya di hadapan ratusan jemaah Tabligh Akbar Ramadhan Fest di UIN Syarief Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (3/6) malam.

Hidayat menambahkan, keterpelajaran mereka itu membuat mereka bersama-sama walaupun dari berbagai dan beragam latar belakang. Ada yang lulusan dalam dan luar negeri, politik baik nasionalis non-agama, politik Islam, NU, Muhammadiyah, nonmuslim.

BACA JUGA: Ramadan, Momentum Menahan Diri untuk Tidak Saling Serang

Mereka semua dengan intelektualismenya kemudian menghadirkan kebersamaan, tanggung jawab sejarah.

"Dengan peran serta intelektual yang agung bisa menyepakati semangat Indonesia yang merdeka yang kemudian mereka simpulkan dalam Piagam Jakarta dan menyepakati Pancasila sebagai dasar negara," ujarnya.

BACA JUGA: Ketua MPR: Mari Tinggalkan Ribut-ribut Soal SARA

Menurut Hidayat, warisan para founding father dan founding mothers ini sangat penting untuk dipahami, dihayati. Semangat dan perjuangan mereka harus dilanjutkan oleh para generasi muda yang sekarang ini aktif di kampus-kampus.

“Saya ingin menegaskan bahwa sangat penting untuk rekan-rekan mahasiswa generasi muda bangsa untuk bisa memahami betul sejarah Indonesia," katanya.

Karena, lanjut Hidayat, ke-Indonesiaan ini hadir justru disebabkan kalangan yang terpelajar dan terdidik. Tapi, sekaligus mereka yang bisa menghadirkan dari keterpelajaran mereka itu tanggung jawab sejarah, sosial, kemasyarakatan dan kenegaraan. Mereka tidak mengedepankan ego kelompok atau golongan.

"Mereka menghadirkan sebuah kesepakatan untuk membentuk masyarakat yang majemuk dan beragam menjadi satu dalam negara Indonesia," ungkap Hidayat.

Melihat fakta itu, Hidayat melanjutkan, jika ada pihak-pihak yang sekarang selalu membuat, melempar stigma-stigma negatif anti-Pancasila antiaNKRI yang kebanyakan menyasar kepada umat Islam agar semakin dewasa berpancasila dan NKRI. "Dengan tidak membuat stigma-stigma membelah bangsa Indonesia seperti itu. Padahal umat Islam berperan serta luar biasa kepada NKRI," katanya.

Jika ada yang menyebut seolah-olah umat Islam antikebinekaan, mereka harus memahami sejarah dengan baik.

Sejarah mencatat bahwa umat Islam dahulu rela merubah tujuh kata dalam Piagam Jakarta untuk demi kebinekaan.

"Kedewasaan sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar kita semua bisa bersama-sama mengisi kemerdekaan," pungkas politikus Partai Keadilan Sejahtera itu.(adv/boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Persatuan, Para Raja Rela Melepas Semuanya


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler