Hidayat MPR: Pemimpin Tidak Bisa Muncul Tiba-Tiba Tetapi…

Rabu, 23 Oktober 2019 – 17:41 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) saat menerima 12 Santri Kubik Tahfizh Leadership di Ruang Rapat Pimpinan MPR, Kompleks MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (23/10). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan kepemimpinan atau pemimpin itu tidak bisa datang atau terbentuk secara tiba-tiba tetapi harus melalui proses kaderisasi. Proses yang ada dimulai sejak anak-anak, sekolah, organisasi, dan kursus-kursus seperti Tahfizh Leadership.

“Untuk itu perlu memaksimalkan kaderisasi dalam organisasi kalian,” kata HNW saat menerima 12 Santri Kubik Tahfizh Leadership di Ruang Rapat Pimpinan MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (23/10).

BACA JUGA: Bamsoet: Presiden Jokowi – Wapres Ma’ruf Amin Pemimpin Seluruh Rakyat Indonesia

Lebih lanjut, HNW mengatakan manusia tak bisa hidup sendiri. Untuk itu, mereka menjalin silaturahmi, pertautan dengan berbagai pihak termasuk dalam dunia internasional. Bergaul dengan beragam orang yang latarnya berbeda akan menjadi bagus bila dibiasakan.

Dengan pergaulan dalam keberagaman, menurut HNW kita akan mengetahui karakter masing-masing orang. Sehingga dari sinilah kita yang akan menjadi pemimpin bisa memahami orang yang dipimpin.

HNW juga mengatakan globalisasi merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dalam globalisasi, dunia seolah menjadi tanpa batas. Oleh karena itu, harus menguasai bahasa-bahasa internasional.

HNW dalam kesempatan tersebut merasa bangga sebab himpunan anak muda dari berbagai latar dan daerah itu cinta Alquran dan menjadikan kitab suci umat Islam sebagai pedoman dalam kehidupan dan kepemimpinan.

Tahfizh Leadership, menurut salah satu santrinya, Achmad Jamalulael, tidak sekadar wadah untuk menghafal Alquran namun juga sarana bagi mereka untuk melatih kepemimpinan. Mereka di sana dididik selama delapan bulan.

“Selepas proses pengkaderan di sini, kami harapkan anggota bisa membuka cabang di daerah masing-masing,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, HNW menegaskan dalam Alquran juga diajarkan mengenai kepemimpinan. HNW mengandaikan bila pemimpin diibaratkan sebagai imam, imam harus tahu kondisi makmumnya sehingga ia tidak bermena-mena. “Imam yang baik pun juga harus siap menjadi makmum,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu juga mencontohkan para ulama pendiri bangsa. Dengan menjadikan Al Quran sebagai pedoman, para ulama berjuang untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan. “Para ulama ikut memerdekakan Indonesia, mereka berasal dari beragam ormas Islam,” ujarnya.

Dia menambah pemimpin harus berani tampil ke depan. “Biasalah memimpin sehingga bisa menjadi teladan,” paparnya.

Dia menegaskan pemimpin harus bisa mempersiapkan pertanggungjawaban sehingga dalam melakukan kinerja melakukan terbaik.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler