Hidayat Nur Wahid: Putra Aceh Terlibat Aktif Lahirnya NKRI

Senin, 21 November 2016 – 17:52 WIB
Wakil Ketua MPR RI H. M. Hidayat Nur Wahid, saat menyampaikan materi sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kalangan masyarakat Kota Sabang, Provinsi Aceh pada Minggu (20/11). Foto MPR for JPNN

jpnn.com - JPNN.com SABANG - Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari dulu hingga kini merupakan buah kontribusi dan pengorbanan  dari berbagai kelompok masyarakat. Tak terkecuali masyarakat di Provinsi Aceh.

Dulu, ketika Indonesia membahas soal dasar dan Ideologi negara misalnya, ada tokoh dan ulama Aceh yang berkontribusi dalam pembahasan tersebut, dia adalah Mr Teuku Muhammad Hasan.

BACA JUGA: Panglima TNI Kerahkan Intelijen Cari Aktor Makar

Teuku Muhammad Hasan adalah ulama Aceh yang menjadi perwakilan Indonesia barat, yang ikut terlibat dalam menggodok dasar dan Ideologi Pancasila.

Muhamad Hasan merupakan salah satu tokoh yang menyetujui dihapusnya tujuh kata dalam piagam Jakarta, sehingga menjadi Pancasila, seperti yang dikenal saat ini. 

BACA JUGA: Megawati: Banyak yang Tidak Mengerti tapi Dibawa Ikut Serta

Penghapusan  itu dilakukan untuk merespon masyarakat Indonesia Timur, yang rata-rata non muslim.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI H. M. Hidayat Nur Wahid, saat menyampaikan materi sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kalangan masyarakat Kota Sabang, Provinsi Aceh pada Minggu (20/11).

BACA JUGA: Kapolri Akan Bubarkan Demo 2 Desember, Beginilah Tanggapan Fadli Zon

Acara hasil kerjasama MPR dengan Sabang Foundation, itu berlangsung di Ruang Pertemuan Walikota Sabang. Ikut hadir pada acara tersebut  Anggota  MPR RI Fraksi PKS Nasir Djamil.

Kemauan menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta, itu kata Hidayat menunjukkan pengorbanan umat muslim demi menyelamatkan cita-cita proklamasi.

Karena itu sudah selayaknya, seluruh bangsa Indonesia saling menghormati satu dengan yang lain.

"Tidak salah jika ada umat Islam yang menuntut penegakkan hukum terhadap orang yang menistakan agamanya", kata Hidayat. 

Hidayat kalau di Jakarta ada parade Bhinneka Tunggal Ika, semestinya mereka juga bisa berempati terhadap penistaan agama yang menimpa umat Islam. 

Menurutnya, jangan sampai karena alasan kebhinekaan, mereka malah membiarkan penistaan agama. Akan lebih baik, kalau mereka juga meminta penegakan hukum terhadap penista agama. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Makanan Spesial, Bu Mega Dukung Konsolidasi Presiden Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler